• 5 December 2025

Mengenal Bambu Kuning, Si Tanaman Serbaguna

uploads/news/2025/08/mengenal-bambu-kuning-si-2159609b1692ec2.jpg

Jagad Tani - Memiliki nama latin Bambusa Vulgaris, Bambu kuning punya banyak manfaat, di Indonesia bahkan digunakan menjadi senjata para pejuang dalam melawan para penjajah, dikarenakan tekstur batangnya yang lebih keras dari bambu biasa.

Mempunyai ciri khas berwarna kuning keemasan, tumbuhan ini banyak ditemui di Benua Asia seperti China, Jepang, Indonesia dan Kawasan Asia Tenggara, terutama di desa-desa, bantaran sungai, serta digunakan sebagai tanaman hias di perkotaan. 

Baca juga: Membudidaya Cabai Rawit Ori 212 Dengan Cocopeat 

Penyebutannya pun di berbagai daerah punya penyebutan yang berbeda, mulai dari Bambu Aur, Bambu Madintang, Bambu Gading, Bambu Ampel, Ampel Kuning, hingga Tiang Ampel.

Masuk ke dalam Famili Poaceae sebagai famili rumput-rumputan, seperti adalah padi, jagung, gandum, tebu, dan sorgum. Total ada sebanyak 1.620 jenis bambu di seluruh dunia, 176 jenisnya terdapat di Indonesia, dan 105 di antaranya merupakan jenis endemik yang hanya tumbuh di wilayah tertentu.

Mulai dari batang, daun, akar hingga rebung dari bambu kuning bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, mulai dari kesehatan, perabotan rumah tangga, bahan konstruksi, hingga dipercaya bisa menangkal energi negatif dan mengusir roh halus.

Rebung dari bambu kuning bukan hanya sekadar bisa disantap, biasanya juga digunakan untuk mengobati berbagai penyakit seperti Hepatitis (penyakit kuning), Asam Urat, serta untuk meningkatkan sistem imun tubuh. Sebab mempunyai banyak kandungan nutrisi berupa vitamin A, vitamin B6, vitamin E, folat, niasin, riboflavin, tiamin, dan asam pantotenat.

Bahkan akar bambu kuning juga berperan sebagai penahan erosi dan dapat mencegah bahaya dari banjir serta menangani limbah beracun akibat  merkuri. Bagian akarnya dapat menyaring air yang terkena limbah melalui serabut-serabut akarnya dan dapat menampung mata air yang berguna untuk persediaan air.

"Pohon bambu ini nih, bisa merecycle udara yang paling kotor di udara, kemudian bawahnya juga kalau nanti ada air yang yang radiasinya tinggi segala macam akan difilter juga dari akar bambu itu," ungkap H. Choiruddin, seorang pelestari lingkungan di Hutan Kota Sangga Buana, Karang Tengah, Jakarta Selatan. 

Related News