Kentang Jembut, Nama Nyeleneh Terdaftar di KBBI
Jagad Tani - Baru-baru ini jagat maya dibuat heboh oleh istilah unik dan vulgar sebuah tanaman, yakni Kentang Jembut yang ternyata sudah resmi tercatat masuk ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi VI daring.
Bahkan dalam satu minggu terakhir, berbagai flatform media sosial (sosmed) digital seperti Instagram dan Tik-tok ramai dipenuhi oleh komentar netizen terkait penamaan tanaman tersebut.
Baca juga: Hutan Adat Leuweung Gede Sumber Penghidupan
Di KBBI edisi VI daring, “kentang jembut” didefinisikan sebagai umbi seperti kentang berukuran kecil dan berserabut dengan nama ilmiah Coleus tuberosus. Tanaman ini termasuk ke dalam kelompok umbi-umbian lokal yang tumbuh di sejumlah daerah di Indonesia.
Termasuk ke dalam famili Lamiaceae atau famili anggota tumbuhan berbunga, kentang jembut merupakan salah satu jenis tanaman umbi-umbian yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia, bahkan dapat dijumpai di sejumlah daerah seperti di Magelang, Yogyakarta hingga Bali.
KBBI mencatat istilah tersebut sesuai dengan sebutan masyarakat di daerah yang mengenal umbi tersebut. Keberadaan kentang tersebut menjadi bukti bahwa KBBI terus merangkum kekayaan kosakata, termasuk istilah lokal yang mungkin terdengar vulgar bagi sebagian orang.
Tanaman ini di berbagai daerah memiliki beragam penyebutan mulai dari Kentang Hitam, Ubi Kemili, Gombili, Ubi Keling, Kentang Ireng, Kleci dan masih banyak lagi. Selain itu, tanaman ini merupakan salah satu jenis tanaman pangan sumber karbohidrat non-beras yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan menghasilkan umbisi yang enak dimakan.
Tak hanya memiliki kandungan gizi yang tinggi, umbi kentang hitam ini mengandung senyawa bioaktif seperti fitosterol, asam triterpenoat (asam maslinat, asam ursolat, asam oleanolat), fenol, flavonoid, stigmasterol, beta-sitosterol dan kampesterol.
Senyawa bioaktif ini menurut Husnita Komalasari, dkk, yang merupakan mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknologi Pangan, Fakultas Teknik dan Desain, Universitas Bumigora, Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam jurnalnya yang berjudul "Potensi Umbi Kentang Hitam (Coleus tuberosus) Sebagai Pangan Fungsional: Review" menjelaskan bahwa senyawa bioaktif tersebut dapat memberikan berbagai dampak yang baik bagi kesehatan tubuh seperti meningkatkan aktivitas antioksidan seluler, menurunkan kadar glukosa darah, menurunkan kolesterol dan antipoliferasi sel kanker in-vitro.

