• 5 December 2025

Riset Global, Mikroplastik Ganggu Proses Fotosintesis Tumbuhan

uploads/news/2025/09/riset-global-mikroplastik-ganggu-12539ebaf9d7093.jpg

Jagad Tani - Pencemaran mikroplastik diyakini menghalangi fotosintesis, sebab fotosintesis merupakan inti dari kehidupan tumbuhan dan menjadi fondasi bagi rantai makanan global, dan sumber oksigen. Proses inilah yang membuat tumbuhan mampu mengubah cahaya matahari, air, dan karbon dioksida menjadi energi dalam bentuk gula di dalam tubuhnya.

Sementara mikroplastik berasal dari pelapukan benda plastik dan memiliki ukuran yang sangat kecil. Kekhawatiran kian besar datang karena partikel-partikel ini setelah masuk ke sel tumbuhan, dapat mengacaukan proses alami fotosintesis. Gangguan ini dapat menghambat pertumbuhan tanaman, dengan konsekuensi serius bagi produksi pangan.

Baca juga: Hentikan Gula Impor Agar Gula Lokal Terserap

Berdasarkan hasil kajian tim peneliti Cina, melalui publikasinya yang berjudul Proceedings of the National Academy of Sciences menyebutkan bahwa pencemaran mikroplastik bisa mengurangi fotosintesis pada tanaman hingga 12 persen. Studi itu menganalisis tanaman pangan darat, alga laut, dan alga air tawar.

Hasilnya, panen pangan laut bisa anjlok hingga 7 persen, dan tanaman pokok kehilangan hasil sampai 13,5 persen. Para penulis studi memperingatkan, fenomena ini bisa membuat ratusan juta orang kehilangan akses pangan yang aman. Sehingga dibutuhkan penurunan kadar mikroplastik sebesar 13 persen untuk mencegah hampir sepertiga kerugian fotosintesis.

Peter Fiener, pakar tanah dan air mengingatkan bahwa, data global masih sangat minim dalam memproyeksikan dampak tersebut secara akurat terhadap produksi pangan dunia.

"Untuk memahami dampaknya pada produksi pangan global, kita perlu peta kontaminasi plastik di tanah dunia, dan kita belum punya itu,” kata Fiener, profesor di Universitas Augsburg, Jerman dikutip dari DW.Com.

Mikroplastik terdiri dari ratusan polimer berbeda dan ribuan zat aditif kimia, yang dampaknya terhadap tanaman belum sepenuhnya diteliti. Mikroplastik pada tanaman kerap berasal dari terpal penutup lahan pertanian dan pupuk.

"Tapi mikroplastik juga ada di udara dan air sekitar kita.” ujar Victoria Fulfer, ilmuwan mikroplastik di 5 Gyres, lembaga nirlaba AS yang fokus menangani polusi plastik.

Plastik menghasilkan gas rumah kaca sepanjang siklusnya, mulai dari produksi, transportasi, hingga pembuangan. Menurut Fulfer, jika mikroplastik mengurangi fotosintesis secara luas, ini bisa menghambat penyerapan karbon dan produksi oksigen, terutama di ekosistem karbon biru seperti mangrove, padang lamun, dan rawa pesisir.

Mangrove dan lahan basah pesisir diperkirakan menyimpan 3–5 kali lebih banyak karbon dibanding hutan tropis dengan luas setara. Penelitian Courtene-Jones (2024) menemukan penurunan efisiensi fotosintesis pada tanaman pesisir akibat gabungan banjir dan mikroplastik di tanah.

Dalam dua dekade terakhir, produksi plastik baru melonjak dan diproyeksikan bisa naik dua hingga tiga kali lipat pada 2050, dan emisi global terkait ikut melonjak. Sekitar 99 persen plastik dibuat dari bahan bakar fosil, dan sejauh ini hanya 9 persen yang didaur ulang.

"Cara terbaik mencegah mikroplastik merusak tanaman, adalah dengan menutup keran produksi plastik dan memperketat regulasi jumlah plastik yang dibuat,” tukas Fulfer. 

Related News