Mulai September, Petani Tebu Bisa Tebus Pupuk Subsidi
Jagad Tani - Terhitung sejak tanggal 9 September 2025, petani tebu sudah dapat menebus pupuk ZA bersubsidi. Kebijakan ini resmi dituangkan dalam Kepmentan Nomor 800 Tahun 2025 tentang Penetapan Alokasi Pupuk Bersubsidi.
Skema penebusan pupuk ZA masih sesuai dengan regulasi yang berlaku, yaitu diajukan melalui sistem e-RDKK (Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok).
Baca juga: Pemerintah Jepang Mulai Lelang Beras Impor
”Petani tebu saat ini sudah bisa menebus pupuk ZA dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp1.700 per kilogram” jelas Andi Nur Alam Syah selaku Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian.
Andi mengungkapkan bahwa urgensi pemberian pupuk ZA bersubsidi tidak terlepas dari peranan penting pemupukan untuk tebu. Pupuk ZA dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan tanaman tebu rakyat secara optimal.
Kandungan sulfur (S) yang ada pada ZA dapat meningkatkan produksi dan rendemen gula pada tebu. Kombinasi penggunaan ZA dengan NPK, sebagaimana tercantum dalam e-RDKK, menjadi rekomendasi teknis pemupukan yang efektif guna meningkatkan produktivitas dan menjaga kesinambungan produksi tebu nasional.
Pupuk bersubsidi hanya diperuntukkan bagi sepuluh komoditas strategis yang terdaftar dalam sistem e-RDKK, yaitu padi, jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai, kakao, kopi, tebu, dan ubi kayu. Komoditas-komoditas tersebut dipandang memiliki peran strategis, merupakan sumber pangan pokok, dan berdampak pada inflasi.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa pemberian akses pupuk ZA subsidi bagi petani tebu merupakan langkah strategis pemerintah dalam mendukung peningkatan produktivitas tebu nasional. Hal ini juga merupakan upaya mengurangi beban biaya produksi yang selama ini menjadi keluhan utama petani.
“Ini adalah bagian dari komitmen pemerintah untuk terus mendukung petani, terutama di sentra-sentra produksi pangan. Dengan akses pupuk ZA subsidi, kita harapkan produktivitas tebu meningkat dan target swasembada gula nasional bisa tercapai lebih cepat. Ketahanan pangan harus dibangun dari bawah, dari petani,” ungkap Mentan Amran.

