• 5 December 2025

Berita Baik Prabowo Untuk Petani Ubi Kayu

uploads/news/2025/09/bupati-mesuji-sambut-kebijakan-1905536611da453.jpg

Jagad Tani - Bupati Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung, Elfianah, menyampaikan apresiasi tinggi kepada Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman atas langkah pemerintah yang akan segera menerbitkan larangan terbatas (lartas) untuk komoditas ubi kayu dan produk turunannya.

”Di Lampung, singkong harganya murah, produksinya memang berlebih. Ternyata, di atas ada impor juga. Alhamdulillah Pak Presiden, Pak Menteri berpihak kepada petani dengan ditutup impornya. Kita harapkan harga di daerah nanti bisa naik dengan sendirinya,” kata Elfianah di Kantor Pusat Kementerian Pertanian (Kementan).

Baca juga: Alba, Satu-satunya Orangutan Albino Dari Tanah Borneo

Elfianah menjelaskan bahwa luas tanam ubi kayu di Kabupaten Mesuji mencapai sekitar 50 ribu hektare dan harga ubi kayu di Mesuji berkisar Rp1.150 per kilogram dengan rafaksi (pengurangan harga sesuai mutu) 35 persen. Bahkan sebelumnya, harga singkong di tingkat lapak anjlok hingga Rp900 per kilogram, jauh di bawah harga acuan pemerintah Rp1.350 per kilogram.
 
”Harga acuan sudah berlaku di pabrik tetapi di lapak-lapaknya tetap harganya lebih murah. Di bawah Rp900 per kilogram untuk lapak. Kalau untuk pabrik dia sudah mengikuti harga itu. Tapi potongannya yang tinggi karena banyak permainan-permainan dilakukan. Tapi dengan adanya penutupan impor ini mudah-mudahan bisa terkondisi,” terangnya.
 
Kebijakan lartas ini diharapkan bisa menjadi kabar baik bagi petani ubi kayu yang selama ini tertekan akibat harga yang jatuh. 
 
Sebelumnya, Mentan Amran menegaskan jika pengendalian impor diyakini akan menggairahkan rantai pasok ubi kayu dalam negeri, meningkatkan produksi, serta memperkuat kemitraan petani dan industri. Kapasitas produksi pati ubi kayu yang saat ini baru 46,9 persen diproyeksikan naik hingga 95 persen jika kebijakan lartas diterapkan.
 
“Kita akan segera terbitkan lartas tepung tapioka, jika produksi dalam negeri dapat terpenuhi maka impor tidak diperbolehkan lagi. Ini keputusan sangat strategis, perintah langsung dari Bapak Presiden,” ungkap Mentan Amran.
 
Seperti diketahui, Indonesia tercatat sebagai produsen ubi kayu terbesar kelima dunia pada tahun 2022. Selama lima tahun terakhir (2020–2024), rata-rata produksi nasional mencapai 15,7 juta ton dengan luas tanam 611 ribu hektare, luas panen 602 ribu hektare, dan produktivitas 261,71 kuintal per hektare. Adapun capaian produksi tahun 2024 sebesar 15,2 juta ton.
 
 

Related News