• 5 December 2025

Alba, Satu-satunya Orangutan Albino Dari Tanah Borneo

uploads/news/2025/09/alba-satu-satunya-orangutan-albino-5027363d2cb4693.jpeg

Jagad Tani - Orangutan merupakan jenis satwa langka yang dilindungi, dan orangutan jenis albino keberadaannya justru lebih langka lagi sebab hingga kini hanya ditemukan satu ekor saja di dunia, dan hanya ada di pulau Borneo.

Ialah Alba, satu-satunya orangutan albino di dunia yang kini hidup di hutan lindung seluas 236.000 hektar di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR), Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah (Kalteng).

Baca juga: EEHV, Penyebab Kematian Mendadak Gajah Tari

Berdasarkan data dari Orangutan.or.id, orangutan hanya ditemukan di pulau Sumatera dan Kalimantan, (85%) terdapat di Indonesia, sementara 15% sisanya hidup di Sabah dan Sarawak, Malaysia.

Temuan orangutan albino pada tahun 29 April 2017 lalu, memang sempat menghebohkan masyarakat di Desa Tanggaring, Kecamatan Kapuas Hulu, Kabupaten Kapuas, Kalteng. Pasalnya penampilan fisiknya dengan bulu yang berwarna putih serta memiliki mata biru membuatnya mampu menarik perhatian. 

Sebelumnya, Alba diselamatkan dari tangan warga yang menangkapnya ketika keluar dari hutan. Kondisinya saat itu dalam keadaan kelaparan serta dehidrasi oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah bekerja sama dengan Kepolisian Sektor Kapuas Hulu, dan Borneo Orangutan Survival (BOS) Foundation.

Meski awalnya Alba dikhawatirkan tidak bisa bertahan hidup di alam liar. Bukan hanya karena warna bulunya yang berwarna putih terang sehingga membuatnya bisa saja menjadi sasaran empuk para pemburu, namun albinisme juga membuat penglihatan dan pendengarannya terganggu.

Albinisme atau lahir tanpa pigmen melanin membuat Alba si orangutan menjadi primata yang sangat istimewa. Namun hal itu juga membawa kekurangan, yakni kurangnya kemampuan untuk melihat pada siang hari.

Tidak adanya pigmen melanin pada mata Alba membuat penglihatannya tidak normal ketika terkena sinar ultraviolet. Berdasarkan observasi tim Borneo Orangutan Survival (BOS) Foundation di Nyaru Menteng, jarak pandang maksimal Alba hanya berkisar 5 meter.

Akan tetapi, setelah dilakukan rehabilitasi selama 20 bulan di Nyaru Menteng yakni pusat rehabilitasi Orangutan yang berlokasi di Palangka Raya, akhirnya pada 18 Desember 2018 Alba dilepasliarkan di TNBBBR.

Tujuan pelepasan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran, apakah satu-satunya orangutan albino yang diketahui di dunia ini memiliki peluang realistis untuk bertahan hidup sendiri di hutan hujan dalam jangka panjang. Sebab tidak ada data pembanding mengenai hal tersebut karena genetika Alba yang bersifat unik.

Sejak dilepasliarkan di akhir tahun 2018, hingga akhir tahun 2019 pengamatan dari tim post-release monitoring (PRM) menunjukkan bahwa rata-rata Alba menghabiskan 56,5% dari jam aktifnya untuk makan, 27,2% untuk bergerak di pepohonan, 13,8% istirahat, dan 2,2% melakukan perilaku lain seperti bersarang, dan bersosialisasi.

Baca juga: Riset Global, Mikroplastik Ganggu Proses Fotosintesis Tumbuhan

Tim tersebut terdiri dari Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (BTNBBBR) dan Borneo Orangutan Survival (BOS) Foundation serta bekerjasama dengan BKSDA Kalimantan Tengah.

Oleh karena itu, hutan-hutan tempat orangutan hidup sudah semestinya wajib dilindungi dan dijaga kelestariannya oleh semua pihak. Sehingga satwa langka seperti Alba bisa terus terjaga kehidupan dan kelestariannya, utamanya hutan tropis dataran rendah di bawah 500 meter di atas permukaan laut (Mdpl), hutan mangrove hingga hutan karst gunung kapur, yang menjadi habitat dari orangutan.

 

Related News