Petani Muda Sukabumi Turut Suarakan Reforma Agraria
Jagad Tani - Ada hal yang menarik pada perayaan Hari Tani Nasional ke-65 yang berlangsung di IRTI Monas, sebab terdapat para petani-petani muda sebagai penerus dari sumber ketahanan pangan turut menyuarakan aspirasinya.
Ialah Fajar Angga Kusuma, seorang petani muda yang berasal dari Pasir Datar, Kecamatan Caringin, Sukabumi, Jawa Barat, yang berangkat bersama rombongan Serikat Petani Indonesia (SPI) dari basis Sukabumi.
Baca juga: Indonesia Siapkan Lahan Pertanian Untuk Bantu Palestina
Petani muda yang menanam padi, cabe, kacang, hingga labu siam di lahannya tersebut menyebutkan, jika dulunya para petani di Pasir Datar memiliki lahan seluas 320 hektar, yang berisi berbagai jenis tanaman sayuran seperti Kubis, kembang kol, akan tetapi saat ini hanya memiliki lahan seluas 100 hektar saja.
Hasil pertanian tersebut bisa untuk memenuhi kebutuhan pasokan pangan jenis sayuran di Pasar Induk Sukabumi, Pasar Induk Kramat Jati hingga Pasar Induk Kemang TU Bogor. Namun saat ini kemampuan panennya hanya bisa mencapai 15-20 ton/hari, dari yang dulunya bisa menghasilkan 50-60 ton/hari.
"Sebagai petani tuntutan kita saat ini adalah untuk reforma agraria. Ini bukan sekedar persoalan tanah, tapi juga persoalan-persoalan yang berkaitan dengan hajat hidup petani," ungkap Angga saat ditemui oleh tim Jagad Tani disela-sela kegiatan Aksi Damai Hari Tani Nasional 2025.
Menurutnya, karena adanya persoalan konflik agraria membuat luasan lahan menjadi terus berkurang, bahkan persoalan agraria juga akan memberikan dampak pada jaminan harga pertanian, ketersediaan lahan, akses pasar, hingga informasi pertanian. Sehingga reforma agraria harus segara ditegakkan.
"Harapannya, jika reforma agraria dilaksanakan dengan baik, maka kedepannya tidak akan ada lagi pemuda indonesia yang menganggur di desa, karena tak mempunyai penghasilan akibat tidak adanya kemandirian di bidang pertanian dan tidak adanya lahan," tukasnya.

