Revitalisasi Tambak Pantura Dalam Tahap Konsultasi Publik
Jagad Tani - Program Revitalisasi Tambak di Pantai Utara (Pantura) Jawa menargetkan peningkatan produktivitas dari 0,6 ton/ha/tahun menjadi 144 ton/ha/tahun, dengan total produksi mencapai 1,18 juta ton per tahun dan nilai ekonomi sekitar Rp28,2 triliun dan diproyeksikan dapat membuka sekitar 132.000 lapangan kerja baru di sektor hulu maupun hilir.
Program ini merupakan program strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), untuk revitalisasi tambak di Pantura wilayah Jawa Barat kini memasuki tahap konsultasi publik penyusunan kajian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) dan akan difokuskan di Kabupaten Karawang.
Baca juga: Cerita Haji Sam Soal Kendala Pertanian di Indramayu
“Amdal sangat penting dilakukan untuk mengetahui potensi dampak lingkungan yang muncul, sehingga antisipasi dapat ditentukan sejak awal. Ini sejalan dengan arahan Bapak Menteri (KKP) Sakti Wahyu Trenggono mengenai kebijakan ekonomi biru harus memastikan keberlanjutan ekosistem laut sebagai sumber pangan,” ujar Tb Haeru Rahayu selaku Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya.
Menurutnya program revitalisasi ini tidak hanya menekankan aspek produksi, tetapi juga prinsip keberlanjutan lingkungan. Pembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL), kawasan penghijauan, serta sistem budidaya ramah lingkungan menjadi bagian tak terpisahkan dari program.
“Melalui kajian amdal ini, pemerintah dapat menyusun langkah-langkah antisipatif atau alternatif untuk meminimalkan dampak lingkungan yang mungkin timbul,” tukas Tebe.
Konsultasi publik tersebut dilaksanakan untuk menjaring berbagai masukan dari masyarakat mengenai potensi dampak, baik positif maupun negatif dari program revitalisasi.
"Keterlibatan berbagai pihak terkait hasil studi AMDAL dapat menjadi pijakan kuat untuk memastikan pembangunan yang berkelanjutan dan berpihak kepada masyarakat," terang Heri Subanul Hoer selaku Kepala Kelompok Kerja Sistem Kajian Dampak Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup.

