• 5 December 2025

Titiek Soeharto Temukan Beras Berwarna Abu-abu

uploads/news/2025/09/titiek-soeharto-temukan-beras-844115d9502fc45.jpeg
Jagad Tani - Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto, saat melakukan inspeksi mendadak pada Selasa (23/09) lalu menemukan stok beras pemerintah (SBP) di Gudang Bulog Ternate, Maluku Utara, dalam keadaan memprihatinkan. Karena warna tumpukan beras itu telah berubah menjadi abu-abu. 
 
"Ini untuk memeriksa keadaan beras yang berada di sini." Ternyata ini sudah ada lebih dari setahun. "Jadi pada bulan Mei 2024, masih tersisa 1.200 ton," kata Titiek, dikutip dari @dpr_ri, Selasa (29/09).
 
 
Putri dari Presiden Soeharto tersebut mempertanyakan mengapa Bulog Maluku Utara membiarkan stok menumpuk tanpa didistribusikan. Sebab seiring berjalannya waktu, semakin menurun kualitas beras yang disimpan hingga tidak dapat dikonsumsi.
 
“Warna (beras) ini sudah apa ya, abu-abu. Saya tidak tahu harus disimpan sampai kapan di sini. Kenapa tidak didistribusikan?," tanyanya.
 
Direktur Operasional dan Layanan Publik Perum Bulog, Mokhamad Suyamto, menanggapi hasil temuan dari Komisi IV DPR RI dan menyatakan jika beras yang ditemukan oleh Ketua Komisi IV DPR RI Titiek Soeharto itu bukan beras yang baru atau hasil pengadaan tahun ini.
 
"Beras itu adalah bagian dari persediaan lama yang telah disimpan dalam waktu yang cukup lama, dengan masa simpan sudah lebih dari 12 bulan," tutur Suyamto seperti dilaporkan dalam rilis resmi pada Selasa.
 
Menurutnya, seluruh proses penyimpanan di gudang Bulog telah mengikuti standar operasional prosedur (SOP) yang ketat, baik secara harian, mingguan, bulanan, maupun triwulanan. Namun, sama seperti komoditas pangan lainnya, beras juga memiliki batas penyimpanan optimal meskipun sudah dikelola dengan baik.
 
"Dalam situasi geografis seperti di Ternate, dimana distribusi makanan sangat dipengaruhi oleh cuaca, akses logistik, dan perubahan permintaan masyarakat, kadang distribusi tidak dapat dilakukan secepat yang diharapkan," ungkapnya.
 
Dengan demikian, Suyamto menambahkan, sejumlah kecil beras yang mengalami penurunan mutu tidak mencerminkan kualitas total stok SPHP yang dimiliki oleh Bulog. Bulog juga menekankan bahwa beras CBP yang didistribusikan kepada masyarakat baik lewat program Bantuan Pangan (Banpang) maupun Stabilisasi Pasokan dan Harga.
 
 

Related News