Cengkeh dan Udang Di Batas Aman CS-137
Jagad Tani - Indonesia merupakan salah satu negara penghasil cengkeh terbesar di dunia bersama China, Tanzania, dan Madagaskar. Namun baru-baru ini mengalami kendala impor ke Amerika Serikat akibat masalah temuan Radioaktif berupa Cesium 137 (CS-137) yang terkandung di dalamnya.
Hal tersebut bermula saat Food and Drag Administration (FDA) menemukan zat radioaktif dari produk ekspor yang berupa udang beku dan cengkeh asal Indonesia beberapa waktu lalu. Bahkan pihak Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) berkolaborasi dengan FDA untuk menelusuri sumber dan penyebab cengkeh terkontaminasi radioaktif.
Baca juga: Udang Terkontaminasi, Warga Cikande Kena Radiasi
"Nah, yang didapatkan itu dari 400 lebih kontainer itu cuma ada 4. Nah, dari 4 kontainer itu juga, sangat rendah cuma 68," ungkap dr. Taruna Ikrar selaku Kepala BPOM dikutip dari Antara, Selasa (07/10).
Menganggapi hal tersebut, BPOM mengungkapkan bila Indonesia sendiri telah menerapkan standar yang lebih ketat jika dibandingkan dengan Amerika Serikat yakni dengan batas toleransi CS-137 dalam makanan ialah 500 becquerel per kilogram (Bq/kg), sedangkan FDA yakni 1.200 Bq/kg.
Taruna Ikrar menerangkan bahwa dari sebanyak 400 kontainer yang telah diuji, hanya empat yang menunjukkan jejak kontaminasi dengan tingkat kontaminasi yang ditemukan pada empat kontainer yakni sangat rendah, sekitar 68 Bq/kg. Angka tersebut berada jauh di bawah batas aman yang ditetapkan oleh kedua negara.
Pada akhirnya FDA menerbitkan Import Alert #99-52 yang memuat dasar penilaian risiko dan pemberitahuan soal penerapan aturan baru serta meluncurkan laman khusus yang menjelaskan otoritas sertifikasi impor FDA melalui pasal 801(q) Federal Food, Drug, and Cosmetic Act dalam Food Safety Modernization Act.
Aturan tersebut memungkinkan bila FDA mensyaratkan sertifikasi atau jaminan lain agar pangan impor memenuhi ketentuan sebelum barang tersebut meninggalkan pelabuhan di negara asalnya menuju Amerika Serikat.

