• 5 December 2025

Dua Dapur MBG Bandung Barat Dihentikan Sementara

uploads/news/2025/10/dua-dapur-mbg-bandung-51453149b868208.png

Jagad Tani - Setelah Badan Gizi Nasional (BGN) menurunkan Tim Investigasi Independen bersama Kedeputian Pemantauan dan Pengawasan (Tauwas), sebagai tindak lanjut dari Kejadian Luar Biasa (KLB) dan insiden keamanan pangan yang menimpa siswa SMP Negeri 1 Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Hasilnya, BGN menghentikan operasi sementara dua Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Cisarua.

"Kami sangat menyesalkan insiden ini. Kami telah mengirim tim investigasi untuk memastikan penyebabnya dan memastikan seluruh penerima manfaat mendapatkan penanganan yang layak," ungkap Nanik S. Deyang selaku Wakil Kepala BGN melalui keterangan tertulisnya, dikutip Senin (20/10).

Baca juga: Harga Cabai Merah Hingga Daging Sapi Naik

Pada akhirnya, Tim Investigasi Independen BGN tersebut mendatangi dua unit dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) yang bertanggung jawab dalam pendistribusian, yakni SPPG Cisarua Jambudipa 1 dan SPPG Cisarua Pasirlangu, yang berada di bawah naungan Yayasan Tarbiyatul Qur’an Cisarua (TARBIQU).

Tindakan tersebut akhirnya dilakukan oleh Ketua Tim Investigasi Karimah Muhammad, pada 14 Oktober 2025, setelah sebanyak 115 siswa SMP Negeri 1 Cisarua mengalami gejala pusing, mual, dan muntah. Setelah mengonsumsi menu MBG dari SPPG Cisarua Jambudipa 1, menu yang disiapkan yakni ayam black pepper, tahu goreng, tumis wortel brokoli, dan buah melon.

Adapun keesokan harinya, 15 Oktober 2025, sebanyak 7 orang siswa dilaporkan mengalami gejala serupa. Tiga siswa adalah penerima MBG dari SPPG Cisarua Jambudipa 1, sementara empat siswa lainnya adalah penerima MBG dari SPPG Cisarua Pasirlangu. SPPG Cisarua Pasirlangu menyajikan menu ayam yakiniku, edamame, tempura jamur tiram, dan semangka.

Jumlah siswa terdampak insiden keamanan pangan di Cisarua, Bandung Barat, mencapai 502 orang. Sebanyak 452 orang siswa telah dipulangkan dan menjalani rawat jalan, sementara 50 orang siswa lainnya harus dirawat inap. Pada Kamis, 16 Oktober 2025, siswa yang dirawat inap hanya tinggal 6 orang dan dirawat di RSUD Lembang.

"Program MBG adalah bentuk tanggung jawab negara untuk meningkatkan kualitas gizi anak-anak Indonesia. Karena itu, aspek keamanan pangan tidak bisa ditawar, dan harus menjadi prioritas utama. Kami pastikan standar kebersihan dan keamanan pangan diterapkan secara ketat agar kejadian serupa tidak terulang," terang Nanik dengan tegas.

Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Bandung Barat, hari ini, Jumat 17 Oktober 2025, tiga orang siswa yang semula terdampak dan sudah dipulangkan ke rumah masing-masing, ternyata kembali dirawat di RS Dustira. Tim Investigasi menyebut adanya kemungkinan kontaminasi silang dari bahan pangan yang sama. Penyebab pasti insiden keamanan pangan tersebut masih menunggu hasil dari uji laboratorium di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) setempat.

Baca juga: Jaga Harga Beras di Wilayah Perbatasan Indonesia

Akhirnya tim investigasi menemukan fakta, kedua dapur itu belum sepenuhnya memenuhi standar higienitas dan keamanan pangan, mulai dari segi infrastruktur hingga peralatan yang digunakan untuk memasak. Sedangkan fakta lainnya, lokasi SPPG Cisarua Pasirlangu berdekatan dengan kebun warga dan ditemukan banyak lalat di area dapur. Selain itu, kedua SPPG juga masih memakai air baku dari PDAM untuk mencuci bahan makanan dan kemudian memasaknya.

Melalui temuan di lapangan tersebut, BGN kemudian memutuskan untuk menghentikan operasi SPPG Cisarua Jambudipa 1 dan Pasirlangu, serta diminta untuk segera memperbaiki infrastruktur dapur, memenuhi standar higienitas, sanitasi, dan memperbaiki manajemen distribusi. Mereka juga wajib mengantongi Sertifikasi Laik Higiene Sanitasi (SLHS).

Related News