• 5 December 2025

1,2 Juta Ton Stok Pupuk Subsidi Tersedia

uploads/news/2025/10/1-2-juta-ton-pupuk-849734081ab65e8.jpg

Jagad Tani - Ketersediaan stok pupuk bersubsidi pada musim tanam di bulan Oktober-Maret (Okmar) secara nasional terdiri dari pupuk Urea sebanyak 510.262 ton, kemudian NPK 610.649 ton, NPK Formula Khusus/Kakao 14.316 ton, ZA 8.759 ton, dan Pupuk Organik sebanyak 56.693 ton.  

Berdasarkan data dari Pupuk Indonesia, per tanggal 30 September 2025, total pupuk bersubsidi sebanyak 1.200.679 ton stok. Meningkat tiga kali lipat (259 %) dari ketentuan minimum yang diatur oleh pemerintah. Ketersedian stok terdapat di gudang produsen dan gudang penyangga yang ada di kabupaten/kota seluruh Indonesia. Sedangkan stok pupuk nonsubsidi yang disediakan sebanyak 480.364 ton, dengan rincian pupuk Urea sebanyak 412.212 ton, NPK 27.411 ton, dan ZA 40.740 ton.

Baca juga: Warga Lapas Muara Sabak Panen Jagung

"Pupuk merupakan salah satu instrumen penting dalam meningkatkan produktivitas pertanian, untuk mewujudkan swasembada pangan nasional. Pupuk Indonesia hadir untuk memenuhi kebutuhan petani dengan menyiapkan stok sesuai regulasi, dan menjalankan tata kelola penyaluran pupuk bersubsidi sesuai aturan baru yang banyak memberikan kemudahan bagi petani dalam penebusan," ungkap Rahmad Pribadi selaku Direktur Utama Pupuk Indonesia.

Penyaluran pupuk bersubsidi sudah diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 6 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Pupuk Bersubsidi dan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 15 Tahun 2025, dengan tata kelola pendistribusian yang menggunakan prinsip 7T, yaitu Tepat Jenis, Jumlah, Harga, Tempat, Waktu, Mutu, dan Penerima.

Dalam memastikan prinsip-prinsip tersebut dijalankan dengan baik, Rahmad menjelaskan bahwa Pupuk Indonesia melakukan perbaikan melalui implementasi sistem digitalisasi di sepanjang proses bisnis Pupuk Indonesia, mulai dari pabrik hingga kios pengecer atau Penerima Pupuk di Titik Serah (PPTS).

"Tidak hanya tata kelola korporasi, PI juga melakukan pembenahan-pembenahan pada tata kelola penyediaan pupuk. Untuk itu kami mendorong petani di seluruh Indonesia dapat mengoptimalkan penebusan pupuk bersubsidi yang tahun ini dialokasikan Pemerintah sebesar 9,55 juta ton," terang Rahmad.

Ketersediaan stok, tentu bisa menjadi solusi bagi petani yang tidak bisa mendapatkan pupuk bersubsidi, dikarenakan pupuk bersubsidi hanya bisa didapatkan oleh para petani yang terdaftar dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK), petani yang menggarap lahan maksimal dua hektare, dan sepuluh komoditas yaitu padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, kakao, kopi, tebu rakyat, dan ubi kayu (singkong).

"Dalam menyediakan pupuk bagi petani, kami berharap, pelaksanaan musim tanam Oktober - Maret bisa berjalan baik, produktivitas meningkat, dan Indonesia bisa menjadi lumbung pangan dunia," pungkas Rahmad.

Related News