• 5 December 2025

Badai Melissa Guncangkan Sektor Pangan Jamaika

uploads/news/2025/11/badai-melissa-guncangkan-sektor-279333d7d09a2f2.png
Jagad Tani - Kawasan St. Elizabeth, yang selama ini dianggap sebagai lumbung pangan di Jamaika, ikut terkena dampak akibat guncangan Badai Melissa, Sabtu (01/11). Lahan pertanian luluh lantah sehingga meratakan ladang ubi, labu, kentang, dan singkong di Jamaika bagian barat dan menyebabkan kerugian pada ternak. 
 
Bahkan sebuah peternakan telur yang dibangun oleh Osbourne Brumley dengan tabungan hidupnya di paroki St. Elizabeth, Jamaika barat, terbukti tidak mampu menahan Badai Kategori 5 Melissa, meski telah dirancang untuk menahan angin berkecepatan 150 mph. Hal ini dikarenakan angin kencang yang dihasilkan oleh Badai Melissa justru mencapai 185 mph (298 kpj) dan menerjang sisi barat pulau, sehingga merusak fasilitas peternakan serta membunuh ribuan ayam.
 
Baca juga: 15.000 Hektare Lahan Pertanian Disiapkan Untuk Palestina
 
Menurut laporan Reuters, Brumley memperkirakan bahwa kerugian atas investasinya yang tidak diasuransikan yakni sebesar J$540 juta ($3,37 juta atau mencapai Rp 56.181.270.000), sehingga dapat memicu kekurangan pangan telur secara besar-besaran. Akibat guncangan badai tersebut sebanyak 28 orang dikabarkan telah meninggal dunia.
 
Menteri Pertanian Jamaikan, yakni Floyd Green mengatakan bahwa Badai Melissa akan berdampak pada kelumpuhan sektor pertanian, karena beberapa paroki yang paling terdampak juga merupakan paroki yang paling produktif. Luas kerusakan baru akan diketahui setelah penilaian selesai minggu ini.
 
Peternakan Brumley lainnya yang berada didaerah Springfield, yang berjarak 16 km dari lokasi sebelumnya, juga hancur. Fasilitasnya secara keseluruhan mampu memproduksi sebanyak 75.000 butir telur setiap hari, dan sudah memasok lebih dari 200 supermarket di enam paroki dan 14 hotel.
 
Sebelum Badai Melissa melanda, telur di Jamaika juga sudah terjadi kelangkaan setelah guncangan Badai Beryl yang menerjang pantai selatan Jamaika pada bulan Juli 2024 sebagai badai Kategori 4, yang merusak tanaman dan ternak di seluruh paroki pertanian Clarendon, Manchester dan St. Elizabeth dan menyebabkan kekurangan sementara sayuran dan hasil bumi.
 
Petani lain setuju, dengan mengatakan hilangnya ternak dan rusaknya ladang berarti sebagian tanaman tidak akan tumbuh hingga paling tidak bulan Februari, dan jika hasil produksi bertahan, sebagian harga bisa naik dua kali lipat.
 
Setelah evaluasi selesai, menurut Green, satuan tugas pemulihan bencana akan menyusun rencana untuk meningkatkan produksi dari paroki-paroki yang paling terdampak. Bantuan juga akan datang dari mitra internasional dan dana asuransi bencana Jamaika. Untuk sementara, Jamaika akan lebih bergantung pada impor, seperti telur cair, untuk menstabilkan pasokan.
 
"Pemulihannya tidak akan cepat. Begitu Anda memberi mereka kesempatan dan memudahkan mereka untuk memulai kembali, mereka akan berhasil," ungkap Green dikutip dari Reuter, Senin (03/11).

Related News