• 5 December 2025

Kembangkan Pertanian Terpadu dan Eduwisata Agribisnis

uploads/news/2025/11/kembangkan-pertanian-terpadu-dan-23160679fc0e1e3.jpg

Jagad Tani - Upaya peningkatan ketahanan pangan dan kemandirian masyarakat terus digencarkan oleh kelompok tani di Kota Depok. Salah satu yang aktif berinovasi adalah Kelompok Tani Hasanah Tani di Kecamatan Bojong Sari, yang kini fokus mengembangkan sayuran hidroponik, pertanian konvesional, perikanan, peternakan, serta agrowisata edukatif berbasis pertanian terpadu.

Menurut Ahmad Sukardi, penyuluh pertanian yang mendampingi kelompok tersebut, lahan pertanian padi di Depok kini semakin berkurang, hanya tersisa di wilayah Tapos dan Sawangan. Karena itu, para petani mulai beralih ke sayuran hidroponik, cabai, dan pemanfaatan pekarangan rumah melalui program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) serta Pekarangan Pangan Bergizi (P2B).

Baca juga: Revolusi Pertanian Alami Ala Masanobu Fukuoka

“Di Bojong Sari kita sudah tidak ada sawah, jadi kita beralih ke budidaya cabai, kangkung, dan sayuran hidroponik. Program P2L dan P2B membantu masyarakat mengelola lahan pekarangan agar lebih produktif,” ujar Ahmad Sukardi saat ditemui Selasa, (04/11).

Selain itu, kelompok tani ini juga bersinergi dengan Pemerintah Kota Depok melalui program “Depok Menanam Cabai”, yang bertujuan menjaga kestabilan harga komoditas strategis dan menekan inflasi.

“Cabai adalah komoditas yang sering berfluktuasi dan berpengaruh terhadap inflasi. Karena itu, pemerintah menggencarkan gerakan menanam cabai di berbagai wilayah,” jelasnya.

Tidak hanya fokus pada produksi, kelompok tani di Bojong Sari juga berpartisipasi dalam program Sekolah Rakyat (Sera) Agribisnis, yang diinisiasi oleh Wali Kota Depok. Program ini ditujukan bagi masyarakat dan keluarga terdampak stunting untuk belajar budidaya dan pengolahan hasil pertanian hingga pemasaran, agar mereka dapat mandiri secara ekonomi.

“Melalui Sekolah Rakyat Agribisnis, kita ajarkan masyarakat, terutama keluarga terdampak stunting, untuk belajar agribisnis dari hulu ke hilir,” tambah Ahmad.

Saat ini, Sekolah Rakyat Agribisnis baru berjalan di dua kecamatan, yaitu Sukmajaya dan Bojong Sari, namun ke depan diharapkan hadir di seluruh kecamatan di Kota Depok.

Kelompok Tani Hasanah Tani juga tengah mengembangkan konsep Agro eduwisata, yaitu kegiatan wisata pertanian yang edukatif. Beberapa sekolah bahkan sudah melakukan kunjungan belajar, seperti SMP Labschool Kebayoran yang mengirim sekitar 215 siswa untuk mengenal budidaya sayuran hidroponik secara langsung.

“Melalui Agro eduwisata, pertanian tidak hanya untuk produksi, tapi juga menjadi sarana edukasi dan tambahan pendapatan bagi kelompok,” tuturnya.

Ke depan, kelompok ini berencana membangun sistem pertanian terpadu (integrated farming) atau sirkular farming, yang menggabungkan pertanian, peternakan, perikanan, dan pengelolaan limbah organik.

“Kita ingin semua unsur pertanian saling terhubung. Sampah organik bisa jadi pupuk atau pakan maggot, maggot jadi pakan ikan dan ayam, air kolam bisa untuk menyiram tanaman. Dengan begitu, biaya produksi bisa ditekan dan ekonomi kelompok berputar di situ saja,” terang Sukardi.

Ia berharap, sinergi antara kelompok tani, penyuluh, dan pemerintah ini dapat memperkuat ketahanan pangan keluarga sekaligus menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kemandirian pangan lokal.

“Tujuan akhirnya adalah kemandirian dan ketahanan pangan keluarga. Itulah yang sedang kita bangun bersama,” tutup Ahmad.

Related News