KTNA Bojongsari Dorong Pertanian Edukatif di Depok
Jagad Tani - Ketua Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, Jaelani, menyatakan bahwa pihaknya terus mendorong kelompok tani di wilayahnya untuk tidak hanya berfokus pada produksi, tetapi juga menjadi pusat edukasi dan wisata agribisnis bagi masyarakat.
Menurut Jaelani, tugas utama KTNA di tingkat kecamatan adalah membina dan mengangkat kelompok tani, peternak, serta pembudidaya ikan yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi lokasi edukasi dan wisata pertanian.
Baca juga: Bangun Kepedulian Lewat Pertanian di Kampung Pemulung
“Tugas saya sebagai Ketua KTNA kecamatan adalah mencari kelompok yang punya potensi layak dijadikan wisata edukasi. Seperti kelompok Pak Hasan (Kelompok Tani Hasanah Tani Sejahtera), yang kami angkat untuk jadi tempat belajar pertanian,” ujar pria yang akrab disapa Bang Jai ini saat ditemui oleh tim Jagad Tani di Bojongsari, Selasa (04/11).
Zelani menjelaskan, di Kecamatan Bojongsari terdapat lebih dari 100 kelompok tani, yang bergerak di bidang pertanian, perikanan, dan peternakan. Namun, hanya sekitar empat hingga lima kelompok yang dinilai siap dikembangkan sebagai lokasi usaha edukatif dan wisata pertanian.
“Tidak semua kelompok kami angkat. Hanya beberapa yang siap dan potensial untuk dikunjungi masyarakat,” katanya.
Selain menjadi tempat belajar, kelompok tani binaan KTNA juga kerap dijadikan lokasi kunjungan oleh mahasiswa dan pelajar dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari PAUD dan TK hingga mahasiswa S1, S2, bahkan S3.
“Untuk anak-anak TK dan PAUD, kunjungan lebih ke pengenalan saja. Kalau SMP dan ke atas, mereka sudah mulai belajar teknis budidaya,” jelasnya.
Zelani juga menuturkan bahwa KTNA berperan dalam mendorong para pensiunan agar tetap produktif melalui kegiatan agribisnis, seperti budidaya ikan hias, ikan konsumsi, atau sayuran hidroponik. Langkah ini, menurutnya, dapat menjadi wadah bagi mereka untuk mengisi waktu sekaligus memperoleh penghasilan tambahan.
“Kami berkolaborasi dengan pemerintah. Setelah pensiun, mereka bisa memilih bidang yang sesuai minatnya, entah ikan hias, ikan konsumsi, atau hidroponik,” ujarnya.
Selain sisi ekonomi, Zelani menekankan pentingnya nilai edukatif dan estetika dalam pertanian rumah tangga. Ia mengajak masyarakat untuk menanam tanaman produktif seperti cabai di rumah, tidak hanya untuk dikonsumsi, tetapi juga sebagai tanaman hias ramah lingkungan.
“Pohon cabai di depan rumah bisa jadi hiasan yang indah. Kita bisa tanam di galon bekas, jadi sekaligus mengurangi sampah plastik. Nilai estetiknya ada, manfaatnya juga ada, karena bisa mengurangi polutan dan hasilnya bisa dipakai sendiri,” terang Zelani.
Menurutnya, KTNA berkomitmen terus mengembangkan pertanian di Depok menjadi kegiatan edukatif, produktif, dan berkelanjutan, sekaligus mendekatkan masyarakat pada dunia tani yang lebih modern dan bernilai ekonomi.
"Jadi kita walaupun tinggal di wilayah perkotaan, ada istilahnya Urban Farming, atau pertanian perkotaan. Di sini kita dengan KTNA, dengan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dari Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) merancang program semuanya dengan saksama. Mudah-mudahan nantinya bisa KRPL atau Kawasan Rumah Pangan Lestari," tukas Suryana Yusup selaku Camat Bojongsari, Depok.

