Kestabilan Harga Beras SPHP Harus Tetap Terjaga
Jagad Tani - Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) beras akan terus digulirkan sepanjang tahun 2025 sebagai upaya menjaga kestabilan harga dan pasokan di seluruh Indonesia. Program SPHP tentu harus dijalankan secara terukur, adaptif, dan mempertimbangkan kondisi tiap daerah, agar manfaatnya benar-benar dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
“Sepanjang tahun kami jalankan (SPHP) dengan cermat dan terukur. Kami sesuaikan pola distribusinya dengan kondisi lapangan agar tepat sasaran dan tepat waktu,” ujar Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) sekaligus Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam keterangan pers di Balai Besar Perakitan dan Modernisasi Mekanisasi Pertanian Serpong, Tangerang, Banten.
Baca juga: Badai Melissa Guncangkan Sektor Pangan Jamaika
Menurutnya, kebijakan ini sebagai langkah strategis untuk menjaga keseimbangan pasokan dari hulu ke hilir. Saat daerah sentra produksi sedang panen raya, SPHP akan difokuskan ke wilayah non produsen, seperti daerah pegunungan atau kota-kota dengan keterbatasan pasokan lokal.
“Strateginya, kalau nanti musim panen, puncak di bulan Maret, April, dan Mei, itu SPHP disalurkan di daerah-daerah yang bukan daerah produsen padi. Tujuannya agar harga stabil merata dan masyarakat tidak terbebani, sekaligus menjaga harga di tingkat petani tidak jatuh,” jelasnya.
Adapun pendekatan terukur tersebut, didukung juga dengan sistem pemantauan harga harian melalui kolaborasi lintas lembaga, pergerakan harga dan ketersediaan beras dapat dipantau, sehingga keputusan penyaluran SPHP lebih akurat dan cepat. Dengan produksi beras yang mencapai 13,54% atau 34,77 juta ton, serta stok beras nasional mencapai 3,8 juta ton, tentu stabilitas pangan nasional akan semakin kuat.
Tidak hanya menjaga stabilitas harga di tingkat konsumen saja, SPHP juga diharapkan menjadi bantalan yang melindungi petani saat memasuki musim panen raya, dengan pola distribusi yang diatur berdasarkan musim tanam dan panen, dan memastikan tidak adanya benturan antara harga di hulu dan hilir.
“Kita harus jaga dua sisi, petani tetap sejahtera, konsumen tetap bisa membeli beras dengan harga wajar. Itulah fungsi SPHP sebagai instrumen stabilisasi nasional. Kita punya cadangan kuat, produksi meningkat, dan SPHP yang aktif di lapangan,” pungkasnya.

