Inovator Muda Ciptakan Mesin Sortir Telur Otomatis
Jagad Tani - Muhammad Fikri Syarif, merupakan seorang lulusan teknik komputer, yang akhirnya berhasil mengembangkan mesin sortir telur otomatis bernama Syariftech, yang mampu memilah telur berdasarkan beratnya. Inovasi ini lahir dari keprihatinannya terhadap kesulitan peternak di daerah, khususnya di Sumatera Utara.
“Dulu di Sumatera Utara, penjualan telur dilakukan satuan, berbeda dengan di Jawa. Banyak peternak kesulitan karena mesin sortir impor harganya tinggi. Dan ternyata yang paling susahnya lagi, itu kalau rusak mereka harus order terbatas dari luar negeri atau harus mendatangkan teknisi dari luar, itu membuat produksinya jadi terhenti, jadi harus dilakukan secara manual lagi,” jelas Syarif.
Baca juga: Hasan Basri, Petani Inovatif yang Bangkitkan Semangat Bertani
Dari kondisi tersebut, Syarif akhirnya berinisiatif untuk mengembangkan mesin sortir yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Berbekal latar belakang teknik komputer, ia mulai merancang prototipe sejak tahun 2018. Dua tahun kemudian, pada tahun 2020, produk pertamanya resmi dijual.
“Awalnya kendalanya cuma mencari supplier. Tapi setelah dapat, pengembangan mulai berjalan. Prosesnya dua tahun, dari riset kebutuhan peternak sampai produk siap dijual,” ujarnya saat ditemui oleh tim Jagad Tani, Kamis (06/11).
Kini, mesin sortir telur buatan Syarif Tech telah digunakan di berbagai daerah di Indonesia, seperti Palu, Bali, Jambi, Medan, dan Binjai. Sementara di Pulau Jawa, mesin ini sudah digunakan oleh dua mitra di Rolas dan Blitar. Menariknya, beberapa pelanggan berasal dari sektor non-peternakan seperti bakery, hotel, dan retail yang membutuhkan telur dengan ukuran seragam.
Untuk pengembangan ke depan, Fikri menggandeng Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Telkom. Workshop produksinya kini dipindahkan ke Bandung agar pengembangan lebih maksimal.
“Ke depannya kami ingin membuat mesin yang terhubung dengan sistem Internet of Things (IoT), sehingga bisa dikendalikan jarak jauh. Jadi bukan hanya menjual mesin, tapi juga sistem yang bisa memantau dan mengendalikan proses produksi,” pungkas pria yang juga menjadi direktur dari PT Syarif Engineering Indonesia ini.

