• 5 December 2025

Rumput Mendong, Dari Rawa Tasikmalaya ke Mancanegara

uploads/news/2025/11/rumput-mendong-dari-rawa-24021f360a31cb1.jpg

Jagad Tani - Tasikmalaya bukan hanya dikenal sebagai kota penghasil bordir dan payung geulis, tapi juga terkenal dengan olahan rumput mendong yang menjadi andalan dari Sang Mutiara dari Priangan Timur ini. Sebab, serat mendong bisa diolah menjadi anyaman bernilai seni tinggi seperti tikar, tas, keranjang, hingga dekorasi rumah. 

Melansir dari Branda.co.id dituliskan bahwa tanaman mendong dibawa dari Pulau Sumbawa ke Pulau Jawa oleh dua orang pedagang kuda dari Purbaratu, Tasikmalaya pada tahun 1940-an dan kemudian diadaptasi sebagai bahan baku anyaman oleh masyarakat setempat. Tradisi ini kemudian diwariskan turun-temurun hingga menjadi identitas kerajinan daerah.

Baca juga: Leuit Kampung Naga, Simbol Ketahanan Pangan Tradisional

Mendong (Fimbristylis Umbellaris) yakni sejenis rumput air dan masuk ke dalam famili Cyperaceae yang tumbuh subur di lahan basah, termasuk rawa dan sawah yang dianggap kurang produktif untuk budidaya padi. Serat mendong mengandung kadar selulosa yang tinggi, sehingga cocok diproses menjadi anyaman yang kuat dan fleksibel. 

Ada beberapa tahapan produksinya, mulai dari penanaman, pemanenan rumput, pengeringan, pemotongan dan pembersihan serat, hingga tahap penganyaman sampai menjadi produk jadi. Di Tasikmalaya, seperti di Kecamatan Purbaratu dan Rajapolah proses ini dikelola oleh UMKM dan kelompok pengrajin yang menerapkan teknik tradisional.

Bahkan produk berbahan baku mendong saat ini dapat ditemukan mulai dari toko suvenir lokal hingga pasar luar negeri. Beberapa pelaku usaha dan UMKM termasuk PT Mendong Java Woven, telah berhasil mengekspor produk mendong ke negara-negara seperti Inggris, Jepang, Korea, Thailand, dan pada gelombang terbaru bahkan Amerika Serikat dan Jerman.

Berdasarkan data dari Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Jawa Barat (Jabar), Tasikmalaya merupakan salah satu wilayah penghasil mendong terbesar di Bumi Pasundan. 

Meskipun begitu, melalui data statistik Perkembangan Luas dan Produksi Perkebunan Mendong Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2017, terjadi penurunan luasan lahannya dari tahun ke tahun, mulai dari tahun 2013 yang mencapai 442 Ha, pada tahun 2017 menyusut menjadi 301 Ha. Hal ini tentu menjadi suatu tantangan tersendiri agar tanaman ini bisa terus menjadi tulang punggung ekonomi serta menjadi identitas lokal bagi masyarakat Tasikmalaya.

 

Related News