Peternakan Terdampak Erupsi Semeru, Bantuan Pakan Disiapkan
Jagad Tani - Bantuan pakan ternak di masa darurat bencana Gunung Semeru, tengah disiapkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang, Jawa Timur, guna mempercepat penanganan sektor peternakan sebagai bagian dari upaya menyeluruh dalam merespons dampak erupsi.
"Tak hanya berfokus pada keselamatan warga, pemerintah juga memberikan perhatian serius pada penyelamatan dan pemulihan aset ekonomi masyarakat melalui penyediaan pakan bagi ternak yang berhasil dievakuasi," ujar Endra Novianto selaku Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Lumajang dikutip dari Antara Jumat (21/11).
Baca juga: Tedong Saleko, Kerbau Kasta Tertinggi Masyarakat Toraja
Menurutnya, tim lapangan telah mengevakuasi sebanyak 161 ekor kambing dan domba dari dua wilayah paling dekat dengan zona bahaya, yaitu Dusun Curahkobokan di Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, serta wilayah eks Dusun Kajarkuning, yang sejak Agustus 2025 masuk dalam administrasi Dusun Poncosumo, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro.
Saat proses evakuasi, tercatat jumlah kerugian signifikan terjadi pada sektor peternakan. Berdasarkan data sementara kematian ternak per Kamis (20/11) hingga pukul 15.00 sebanyak empat ekor sapi, dan 139 ekor kambing-domba. Ratusan ternak itu dilaporkan mati di Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, wilayah yang terdampak cukup berat oleh abu vulkanik dan awan panas guguran Semeru.
"Ketika ternak warga selamat, ada harapan yang ikut bertahan. Pemberian pakan bukan hanya soal menjaga hewan tetap hidup, tetapi memastikan roda ekonomi keluarga tak ikut terhenti," ungkapnya.
Selain bantuan pakan, lanjut dia, Pemkab Lumajang melaksanakan pemeriksaan kesehatan intensif, penguatan kandang darurat, serta pendataan menyeluruh untuk memetakan kebutuhan lanjutan, pendekatan itu menjadi bagian dari strategi reformasi ketahanan pangan di masa tanggap darurat. Pemerintah juga menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat rantai bantuan logistik ternak seiring meningkatnya kebutuhan di lapangan.
Prioritas saat ini meliputi penjagaan kesehatan hewan, meminimalkan potensi kerugian tambahan, dan mempercepat pemulihan ekonomi warga terdampak setelah aktivitas Semeru kembali terkendali. Sehingga penanganan bencana tidak hanya berorientasi pada keselamatan, tetapi juga keberlanjutan hidup masyarakat, termasuk ternak yang menjadi tumpuan banyak keluarga, mendapatkan perlindungan maksimal di tengah situasi darurat.

