• 5 December 2025

Amran Tindak Tegas, Permainkan Harga Telur

uploads/news/2025/11/harga-telur-tingkat-peternak-143080c160e1eff.jpg

Jagad Tani - Para peternak menegaskan bahwa tidak ada kenaikan harga di tingkat peternak, meski terjadi kenaikan harga telur di sejumlah daerah. Harga telur ditingkat peternak tetap stabil di angka Rp 24.000 - Rp 26.500/Kg, sesuai harga acuan pemerintah. Bahkan produksi nasional berada dalam kondisi surplus sehingga tidak ada alasan pasokan menjadi penyebab kenaikan di pasar.

“Saat ini kami menjual dalam koridor Kisman Rp24.000–Rp26.500. Tidak pernah naik. Jadi kalau harga di pasar melonjak, ya pertanyaannya, siapa yang bermain?,” terang Yudianto Yosgiarso selaku Ketua Presidium Pinsar Petelur Nasional.
 
 
Menurutnya, stabilitsd harga telur tidak terlepas dari perhatian pemerintah. Bantuan SPHP jagung sejak Oktober disebut sangat membantu peternak menekan biaya pakan komponen terbesar dalam produksi telur. Kini produksi telur nasional berada di kisaran 6,4 hingga 6,5 juta ton dan produksi ini masih surplus. Sehingga, untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG), peternak diminta meningkatkan produksi hingga 700 ribu ton secara bertahap.
 
Ketua Koperasi Berkah Telur Blitar, Yesi memperkuat pernyataan Pinsar. Menurutnya, lonjakan harga di pasar jauh berbeda dengan harga di peternak, dan itu terjadi bukan karena peternak. Harga telur di tingkat peternak Blitar juga berada di kisaran harga Rp24.000 – Rp26.500, namun sayangnya di pasar bisa menyentuh Rp35.000.
 
“Kami tidak pernah menjual di harga tinggi. Jadi kalau di pasar sampai Rp35.000, itu bukan dari kami. Ada middleman yang memainkan. Kami juga tidak punya kedaulatan menaikkan harga, kami patuh dengan pemerintah,”kata Yesi.
 
Yesi mengatakan bahwa hingga saat ini lebih dari 95 persen telur peternak masih didistribusikan melalui middleman, sehingga peternak berada di posisi pasrah mengikuti harga yang ditentukan rantai perantara.
 
“Kami selalu dituduh penyumbang inflasi. Padahal harga di kandang rendah. Yang harus diawasi itu middleman. Margin mereka kadang tidak wajar, itu yang bikin harga sampai meledak di ujung,” tutur Yesi.
 
Dilanjutkan bahwa hingga kini belum ada wasit yang mengawasi rantai middleman, sehingga ruang permainan harga masih sangat terbuka. Oleh karena itu, ia meminta pemerintah yang berwenang di sektor perdagangan untuk memperketat pengawasan agar harga di tingkat konsumen tidak melonjak tajam dan peternak tidak terus-menerus menjadi pihak yang disalahkan, padahal produksi nasional dalam kondisi aman bahkan surplus.
 
“Kalau middleman mencari laba secara wajar, harga di end user tidak akan mahal. Tapi kalau ada satu saja rantai yang mengambil keuntungan tidak wajar, dampaknya membuat harga di konsumen melambung. Ini yang selalu kami minta untuk dipantau, dikendalikan, mohon perdagangan juga mengawasi,” ucap Yesi.  
 
Andi Amran Sulaiman selaku Menteri Pertanian menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh peternak dan pengusaha telur. Kenaikan harga telur yang terjadi belakangan ini sebenarnya tidak signifikan dan kita akan tindak tegas jika ada yang mempermainkan harga di pasar, Kondisi tersebut bersifat sementara dan berpotensi akan segera terkoreksi. 
 
“Alhamdulillah hari ini kita rapat Pinsar seluruh Indonesia dan mengambil keputusan strategis. Saya bangga pada para pengusaha telur besar, menengah, kecil semua kompak mengikuti arahan pemerintah. Tidak perlu tanda tangan, semua sepakat. Kenaikannya hanya sedikit, dan dalam waktu dekat insyaallah akan turun. Apalagi harga DOC sudah turun signifikan dari 14.000 menjadi Rp11.500,” tukas Amran.

Related News