• 5 December 2025

Budidaya Jamur Tiram untuk Ketahanan Pangan

uploads/news/2025/11/budidaya-jamur-tiram-untuk-972297747058a46.jpg
Jagad Tani - Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Muncar, Desa Glagahwangi, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah terus berinovasi dalam menggerakkan ekonomi masyarakat desa. Salah satu upayanya adalah mengembangkan usaha budidaya jamur tiram.
 
Direktur Bumdes Muncar, Nur Fadillah menjelaskan unit usaha budidaya jamur tiram ini berada di kawasan Taman Tumenggung Desa Glagahwangi yang sebelumnya telah memiliki berbagai fasilitas seperti pendopo, panggung, gazebo, arena bermain anak, dan rumah makan.
 
 
"Unit usaha budidaya jamur tiram ini dikelola oleh Bumdes melalui program ketahanan pangan yang dicanangkan pemerintah pusat," jelasnya, Sabtu  (22/11).
 
Nur Fadillah mengatakan budidaya jamur tiram dipilih karena memiliki prospek ekonomi yang menjanjikan sekaligus mendukung ketahanan pangan desa. Selain itu, jamur tiram juga memiliki kandungan gizi tinggi seperti protein, serat, dan vitamin B.
 
"Sebetulnya usaha ini sudah kami rintis sejak setahun terakhir sebagai unit usaha Bumdes, tapi skalanya masih kecil. Kenapa budidaya jamur? Karena di sini kurang cocok untuk potensi wisata alam, jadi kami fokus ke usaha budidaya,” ujarnya.
 
Nur Fadillah menceritakan, awalnya budidaya jamur tiram dijalankan di rumah warga dengan sistem sewa tempat. Namun karena permintaan terus meningkat, Bumdes akhirnya membangun kumbung atau rumah budidaya jamur di area taman desa.
 
Bangunan kumbung berukuran sekitar 6x20 meter dan mampu menampung hingga 10.000 baglog atau media tanam jamur. Jumlah ini meningkat signifikan dibanding saat masih menyewa rumah yang hanya mampu menampung sekitar 1.000 baglog.
 
"Dari 10.000 baglog itu diperkirakan bisa menghasilkan sekitar 4.000 kilogram jamur tiram. Dengan harga jual Rp12.000–Rp15.000 per kilogram, dalam satu periode tanam sekitar tiga bulan, pendapatan bisa mencapai Rp48 juta," terangnya.
 
Selain dijual dalam bentuk jamur mentah, sebagian hasil panen jamur tiram juga diolah menjadi aneka camilan, seperti jamur krispi, rendang jamur, sate jamur, hingga pelengkap olahan seblak.
 
Kedepan, kata Nur Fadillah, Bumdes berencana mengembangkan usaha budidaya jamur tiram ini menjadi wisata edukasi. Wisatawan dapat belajar langsung proses budidaya jamur tiram, mulai dari persiapan media tanam hingga panen. 
 
"Kami siapkan paket wisata edukasi agar pengunjung bisa belajar sekaligus menikmati olahan jamur. Kami juga siapkan paket pelatihan budidaya jamur tiram. Mungkin bagi yang hendak pensiun dan ingin merintis usaha bisa mencoba usaha ini," ujarnya.
 
Nur Fadillah menambahkan, unit usaha budidaya jamur tiram telah diresmikan oleh Bupati Klaten Hamenang Wajar Ismoyo. Pihaknya berharap pemerintah membantu memberikan pendampingan mengenalkan destinasi baru ini kepada masyarakat luas. 

Related News