204 Hektare Lahan Pertanian Rusak Dampak Erupsi Semeru
Jagad Tani - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan bahwa ada tiga warga yang mengalami luka berat akibat letusan Gunung Semeru dan kini telah menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Haryoto Lumajang. Selain itu juga tercatat sebanyak 21 rumah rusak berat.
“Selain lahan pertanian seluas 204,63 hektare rusak, ada rumah rusak berat 21 unit, termasuk fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, dan gardu PLN masing-masing rusak berat satu unit,” kata Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan, melansir Antara, Rabu (26/11).
Baca juga: Swasembada Pangan Melalui Gerakan T1P4K
Bahkan tiga desa dilaporkan paling terdampak muntahan material vulkanik erupsi Gunung Semeru, yaitu Desa Supiturang dan Oro-Oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo, serta Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro. Sebanyak 528 warga dari desa-desa tersebut hingga hari Minggu (23/11) telah mengungsi dan tersebar di dua pos pengungsian, yakni pos pengungsian SMP Negeri 02 Pronojiwo (307 jiwa) dan SDN 04 Supiturang (221 jiwa).
“Meskipun berada di pengungsian, mereka tetap beraktivitas, seperti membersihkan rumah mereka yang terdampak abu vulkanik maupun tetap bekerja,” ucap Abdul.
Pihak BNPB menyatakan sejumlah bantuan logistik dan kebutuhan kelompok sudah disalurkan, antara lain berupa 300 matras, 300 terpal, 300 selimut, 200 boks masker medis, 200 paket plastik sampah, dan 150 paket alat kebersihan. Adapun bantuan pangan terdiri dari 1.000 makanan siap saji dan 200 paket sembako.
“Penyerahan bantuan tersebut dilakukan bersama antara BNPB dan perwakilan Komisi VIII DPR RI. Bantuan tersebut dimanfaatkan oleh mereka yang tempat tinggalnya terdampak maupun masyarakat sekitar yang ikut terpapar abu vulkanik,” lanjut Abdul.
Gunung Semeru kini berstatus Level IV atau Awas, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi bahwa tidak boleh melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh 20 kilometer dari puncak. Saat meletus pada Senin (24/11) pukul 03.04 WIB, letusan itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 142 detik.

