• 13 December 2025

Ini Harga Beras di Sulsel Menjelang Nataru

uploads/news/2025/12/jelang-akhir-tahun-harga-34122896d474dcd.jpeg

Jagad Tani - Harga beras di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) terpantau stabil dan sesuai ketentuan Harga Eceran Tertinggi (HET). Hal ini disampaikan oleh  Andriko Noto Susanto Deputi Bidang Penganekaragaman, Konsumsi dan Keamanan Pangan.

Menurutnya, berdasarkan hasil pengecekan bersama satgas pengendalian harga beras menunjukkan kondisi pasar yang sehat. Harga beras medium dan premium tercatat sesuai, bahkan lebih rendah dari HET yang berlaku di wilayah Sulawesi Selatan. 

Baca juga: 1.200 Ton Bantuan Beras Sumatra Sudah Disalurkan Pemerintah

“Untuk produsen, gabah harus dibeli minimal Rp6.500 per kilogram. Sementara di sisi konsumen, HET beras medium di Sulawesi Selatan maksimal Rp13.500, dan beras premium maksimal Rp14.900. Hari ini angka-angka itu tercapai di lapangan, bahkan cenderung lebih rendah. Ini artinya pengawasan kita berjalan baik dan masyarakat terlindungi,” terang Andriko.

Dilanjutkan Andriko bahwa persiapan pangan menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) tahun ini dilakukan paralel dengan upaya pemulihan wilayah-wilayah yang terdampak bencana hidrometeorologi di Sumatera. Ia menegaskan bahwa penguatan pasokan menjadi prioritas untuk memastikan seluruh masyarakat tetap memiliki akses terhadap pangan yang terjangkau.

“Kami sedang menjalankan dua mandat sekaligus. Menjaga pasokan dan harga pangan jelang Nataru agar tetap stabil, sekaligus mendukung pemulihan daerah terdampak bencana. Ketahanan pangan harus menjadi penopang agar masyarakat tidak semakin terbebani,” ungkapnya.

Bedasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan bahwa tekanan harga pangan mulai mereda. Pada November 2025, inflasi bulanan tercatat 0,17%, lebih rendah dibanding tren sebelumnya. Secara tahunan, inflasi berada di angka 2,72%, turun dari 2,86% pada Oktober 2025. Penurunan harga sejumlah komoditas utama seperti beras, daging ayam ras, cabai merah, telur, dan kentang menjadi faktor penting melandainya inflasi.

"Kontinuitas pasokan dan distribusi yang rapi adalah penentu utama stabilitas harga. Begitu salah satunya terganggu baik akibat cuaca, logistik, maupun dinamika di lapangan gejolak harga bisa muncul kembali. Karena itu, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci agar stabilitas ini benar-benar dirasakan masyarakat,” tukasnya.

 

Related News