Membuat Mesin Penetas Telur Sendiri
“Prosesnya panjang, memang banyak bahan yang harus dibeli sih tapi ini terpakai banget dalam jangka waktu panjang.”
JAKARTA - Semenjak pandemi COVID-19, banyak masyarakat yang harus memperbanyak stok bahan pangan untuk melanjutkan kehidupan sehari-hari.
Terbukti, tidak sedikit masyarakat di Indonesia yang mulai berkebun dan beternak di rumah, agar hasilnya bisa dinikmati dalam jangka waktu panjang tanpa harus mengeluarkan uang.
Seperti halnya yang dilakukan oleh Manin (53) warga asal Kelurahan Lebak Bulus, Kecamatan Cilandak, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta ini membuat mesin penetas telur sendiri untuk mendukung kesuksesannya dalam budidaya unggas.
Baca juga: Menetaskan Ayam Cemani dengan Teknologi
Tak tanggung-tanggung, bapak dua anak ini membuat mesin penetas dua boks sekaligus untuk telur ayam dan telur bebek.
“Prosesnya panjang, memang banyak bahan yang harus dibeli sih tapi ini terpakai banget dalam jangka waktu panjang. Saya sudah punya satu mesin awalnya, tapi niatnya memang mau ternak juga jadi bikin satu lagi deh,ini terpakai sampai kapan pun, asal dirawat dengan baik,” ujarnya saat ditemui JagadTani.id belum lama ini.
Ia juga memberikan tips kepada Sahabat Tani, cara membuat inkubator (mesin penetas) yang sederhana ini.
“Siapkan bahannya, tripleks, kayu lempung, suhu termostat sama termometer terus jangan lupa lem kayu. Lalu potong tripleks dengan ukuran panjangnya 60x40 sentimeter lebarnya 40x40 sentimeter,” jelasnya.
“Potong sebanyak enam bagian. Tiga untuk lantai, dinding, dan atap, satu untuk bagian tutup pintu, dan duanya lagi buat dinding. Suhu termostat-nya atur di suhu 37-38 derajat, suhu termometer-nya atur di suhu 50-60 derajat. Siapkan lampu tiga buah yang lima watt, jarak antar atap ke telur sekitar 15 sentimeter,” tambahnya.
Baca juga: Untung Membusung Ayam Serama
Asal tahu saja, inkubator yang Manin buat, sudah bertahan selama hampir tiga tahun dan sudah menghasilkan puluhan anak ayam.
Manin juga mengatakan, untuk satu inkubator kapasitasnya cukup untuk 40 telur.
Karena niatnya untuk beternak, maka Manin juga mempersiapkan kandang ayam dan bebek di samping rumahnya.
“Ya kalau pakai inkubator kan jadi cepat proses bertelurnya, enggak sudah harus nunggu dieramkan di kandang dulu,” tutupnya.