• 29 March 2024

Kondisi Bendung Katulampa saat Kemarau

Hasil monitor terakhir kemarin, untuk debit air di Bendung Katulampa ada 3.400 liter per detik.”

BOGOR - Bendung Katulampa yang berada di Kelurahan Katulampa, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, Jawa Barat tampak tak seperti biasanya.

Ketinggian debit air di Bendung Katulampa mengalami penurunan drastis, bahkan saat ini berada di bawah normal titik muka air (TMA) atau nol sentimeter.

Baca juga: Naik Daun Kunyit Hitam 

Koordinator Sub Unit Pelayanan (SUP) Ciliwung, Andi Sudirman mengatakan, debit air di Bendung Katulampa mulai mengalami penurunan secara bertahap sejak awal Juli 2020 kemarin.

Penurunan itu terjadi, karena intensitas hujan berkurang di hulu wilayah Puncak.  

"Hasil monitor terakhir kemarin, untuk debit air di Bendung Katulampa ada 3.400 liter per detik. Betul, ini menurun drastis dari normal 5.000 sampai 10.000 liter per detik," kata Andi kepada JagadTani.id, Rabu (5/8) kemarin. 

Andi menyebut, kondisi sekarang sudah 'menjelang kritis' di bawah normal TMA.

Kendati demikian, ia memastikan untuk menunjang kebutuhan pertanian seluas 333 hektare di Bogor, hingga Depok dari perhitungan debit air berdasarkan area irigasi masih mencukupi atau aman.

Dari debit air yang ada, lanjut dia, dibagi dua di mana sebagian besar atau 2.500 liter per detik disalurkan untuk irigasi lewat pintu air Kali Baru.

Sedangkan 500 liter per detik dialokasikan ke Sungai Ciliwung untuk menjaga ekosistem dan dimanfaatkan sebagai sumber air baku PDAM Kabupaten Bogor. 

"Kita utamakan masuk ke Kali Baru untuk saluran irigasi, air baku Istana Bogor dan Kebun Raya, industri serta pengelontoran air untuk kebutuhan lain bagi masyarakat," jelas Andi.

Andi juga menjelaskan, kekeringan di Bendung Katulampa memang sudah siklus yang terjadi setiap tahunnya.

Kekeringan itu mulai terjadi, pada saat memasuki Juli hingga akhir September. 

"Tapi sekarang ini belum masuk titik rawan kering seperti yang terjadi tahun-tahun kemarin debit air sampai 2.000 liter per detik. Iya, kalau tidak ada hujan, kemungkinan bisa sampai 2.000 liter per detik," ujarnya.

Apabila itu terjadi, ia sudah menyiapkan skema pengaturan untuk penggelontoran air dengan 1.500 liter per detik dialokasikan untuk saluran irigasi, dan 500 liter per detik sisanya dialirkan ke Sungai Ciliwung.

"Mudah-mudahan debit air ada penambahan apabila hujan di kawasan hulu atau Puncak. Tapi kalau hujan di kawasan Kota Bogor dan Kota Depok itu pengaruhnya akan di hilir," tambahnya.

Baca juga: Memetik Anggur di Atap Rumah

Untuk antisipasi kekeringan, ke depannya ia juga berharap ada pembenahan di hulu Sungai Ciliwung untuk penghijauannya.

Selain itu, sumber-sumber airnya dan juga ada partisipasi masyarakat tidak membuang sembarangan ke sungai.

Related News