Menikmati Manisnya Susu Koperasi SAE
Kop SAE juga membantu peternak meningkatkan jumlah setoran susu, dengan memberi kredit sapi yang dibayar melalui potongan jumlah setoran susu setiap bulannya.
MALANG - Kecamatan Pujon di Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, merupakan kecamatan dengan produksi susu sapi perah terbaik di Jawa Timur.
Predikat tersebut didapatkan salah satunya berkat sistem koperasi yang membantu banyak peternak sapi perah, dengan koperasi terbesarnya bernama Koperasi Susu SAE atau Kop SAE.
SAE sendiri berasal dari kata Sinau Andandani Ekonomi atau belajar memperbaiki ekonomi.
Baca juga: Berkunjung ke Kampung Sapi Junrejo
Seiring dengan berjalannya waktu, Kop SAE pun berhasil mengangkat nama Pujon, sekaligus sumber daya manusianya.
Sejarah peternakan sapi di Pujon sebenarnya sudah ada sejak 1910.
Saat itu, dua orang berkebangsaan Belanda yang beternak sapi perah, memutuskan membuat vemarkt atau pasar yang khusus menjual sapi perah dan kambing.
Pasar yang dipakai untuk menjual ternak itu berada di Lapangan Pujon Lor.
Bahkan, pada masa itu sapi perah mampu memenuhi kebutuhan hotel dan tempat peristirahatan di wilayah sekitar seperti Kota Batu.
Namun pasar ini pun diambil alih oleh jepang pada 1942.
Saat Jepang kalah, penduduk sekitar mengambil sapi-sapi tersebut untuk dipelihara, dirawat, serta dikonsumsi sendiri susunya, karena mereka tidak tahu cara memasarkannya.
Baru pada 1962, ada yang menaungi secara perorangan.
Awalnya, pada 1963 terdapat 23 orang peternak sapi dengan 35 ekor sapi perah menginisiasi koperasi susu ini.
Berbekal hasil susu 50 liter per hari, setahun kemudian mereka mendapat bantuan dari Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Kementerian Pertanian, berupa 90 ekor sapi impor dari Selandia Baru.
Pada 1968, Kop Sae pun secara resmi berstatus badan hukum dengan anggota dan hasil susu yang semakin meningkat.
Kop SAE juga melebarkan distribusi susu segar, salah satunya bekerja sama dengan PT. Nestle di Kota Surabaya pada 1975 hingga saat ini, selain mengutamakan pasar lokal, yaitu Malang.
Ada pun persentase pengiriman ke PT. Nestle sendiri sebesar 97% dan 3% lainnya untuk dikelola secara mandiri oleh Kop SAE.
Kop SAE juga membantu peternak meningkatkan jumlah setoran susu, dengan memberi kredit sapi yang dibayar melalui potongan jumlah setoran susu setiap bulannya.
Untuk meningkatkan kebutuhan masyarakat akan susu, Kop SAE juga membuat sejumlah inovasi berbahan baku susu segar.
Seperti, susu segar aneka rasa dengan berbagai kemasan dan susu pasteurisasi atau yoghurt.
Selain itu, Kop SAE juga memiliki café susu segar yang menyediakan berbagai menu berbahan dasar susu segar seperti susu telur madu jahe (STMJ), keju, kulit lumpia dari susu, hingga aneka rasa susu hangat.
Usaha yang dikembangkan Kop SAE selain susu segar juga beraneka macam seperti, peternakan, pakan ternak, pembibitan, pengobatan persalinan, teknis, hingga transportasi.
Inovasi yang dilakukan Kop SAE terbukti berhasil.
Baca juga: Menanti Kebangkitan Konsumsi Susu Indonesia
Pada 2019, jumlah sisa hasil usaha (SHU) mencapai Rp2.611.172.804, dengan anggota aktif berjumlah 8.874,dan 5.600 anggota aktif produktif, serta memiliki jumlah populasi ternak per Desember 2018 berjumlah 17.554 ekor sapi.
Dari jumlah tersebut Kop SAE mampu memproduksi 96 ton liter per hari.
Lokasi Kop SAE yang strategis, yaitu berada di jalur antar kota dan dekat dengan Kota Batu, menjadi faktor utama pesatnya perkembangan Café Susu.
“Saya setiap minggu ke sini, langganan STMJ sama roti bakar keju. Mantap rasanya,” pungkas Bima (23) asal Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.