• 28 March 2024

Jamur Ini Mengatasi Kutu Kebul

uploads/news/2021/03/jamur-ini-mengatasi-kutu-79716ffce809219.jpg

Jamur ini membunuh hama kutu kebul dengan cara menginfeksi sistem pencernaannya.

JAKARTA - Peneliti Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi) di Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, Yusmani Prayogo, menemukan manfaat jamur untuk mengendalikan hama kutu kebul.

Jamur tersebut bernama Aschersonia aleyrodis, yang berpotensi menjadi biopestisida.

Yusmani menjelaskan, jamur Aschersonia aleyrodis merupakan salah satu jenis jamur hayati yang dapat menekan perkembangbiakan atau peledakan populasi hama kutu kebul sebesar 83,84%.

Selain itu, jamur ini juga mampu menggagalkan penetasan telur hama kutu kebul hingga 96,78%.

Baca juga: Menangani Penyakit Anggur, Tepung Palsu

Jamur ini membunuh hama kutu kebul dengan cara menginfeksi sistem pencernaannya. Selain itu, jamur ini juga menginfeksi telur hama kutu kebul, sehingga tidak dapat menetas dan perkembangan serangga menjadi nimfa atau stadium lebih lanjut sangat rendah atau kecil,” katanya

Yusmani menjelaskan, hama kutu yang memiliki nama latin Bemisia tabaci Gennadius perkembangbiakannya terjadi dengan cara partenogenesis, yaitu tanpa pembuahan.

Selain itu, hama kutu kebul juga menjadi pembawa berbagai jenis virus.

Hama kutu kebul merupakan hama yang mampu merusak pertanaman dengan cepat.

Baca juga: Ada Manfaat Dibalik Jamur Ajaib

Dampak yang diakibatkan oleh serangan hama kutu kebul, pertanaman bisa kehilangan hasil berkisar 50-100%.

Yusmani juga menyebut, upaya-upaya yang dilakukan oleh petani untuk mengendalikan hama kutu kebul sudah banyak diterapkan.

Bahkan untuk mengendalikan hama kutu kebul tersebut, ada petani yang menggunakan penggunaan pestisida kimia dengan dosis melampaui anjuran.

Akibat penggunaan pestisida, populasi baru hama kutu kebul di lapangan bertambah dan semakin sulit dikendalikan. Bahkan, akhir-akhir ini hama kutu kebul sangat kebal terhadap sebagian besar formulasi pestisida kimia. Oleh karena itu, untuk menekan terjadinya resistensi yang berkepanjangan, sebaiknya pengendalian menggunakan agens hayati,” tutupnya.

Related News