Pria Ini Sukses Beternak Ayam Petelur
“Bahkan kalau jam pemberian pakan dan pengambilan telur sudah selesai, saya tinggal ambil kursi lalu duduk disini memperhatikan ayam-ayam sambil ngopi. Memang enak sekali kalau jadi peternak, kerja bisa sambil santai”
Rizal Anshori, 45 tahun, tengah sibuk berjalan mondar-mandir di area depan kandang ayam miliknya. Pundaknya memikul berat sebuah karung besar berisi pakan ayam. Karung seberat 6 kilogram itu membuat cara berjalannya jadi sedikit melambat, lehernya bahkan lebih miring ke kiri. Meski begitu, ia begitu semangat dan antusias membawa karung menuju kandang ayam.
Saat memasuki kandang, dituangkan lah isi karung itu pada sebuah ember besar. Sambil membawa ember tersebut, Rizal berjalan diantara ribuan ayam. Tangannya lincah menuangkan dedek warna kuning berkonsentrat tinggi itu ke pipa pakan ayam.
Ada ribuan ayam di kandangnya. Semuanya berjajar rapih layaknya prajurit yang siap mengikuti aba-aba tuannya. Sambil berkokok, ayam-ayam layer tersebut asik menyantap makanan pagi yang Rizal berikan sekitar pukul 06.30 WIB. Biasanya, jadwal pemberian pakan Rizal atur pada setiap pukul 06.30 WIB dan 14.00 WIB.
“Pakan sehari dua kali dengan jam yang berbeda. Kemudian pengambilan telur pun biasanya pagi jam 9-an atau sore jam 4 atau 5-an,” tuturnya kepada Jagad Tani saat ditemui di peternakannya yang berlokasi di jalan Betet 1, Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.
Baca juga: Inovasi Ternak Ayam di Empang
Dibaluti kaos oblong berwarna kuning dan celana pendek berwarna biru, Rizal sesekali berhenti mengambil kumpulan telur kemudian meletakannya pada Egg Tray Rak yang dibawanya. Dari telur-telur tersebut, Rizal mengaku bisa mendapatkan omset sebanyak Rp 6 juta per hari atau bila ditotal kurang lebih Rp 180 juta per bulan.
“Bahkan kalau jam pemberian pakan dan pengambilan telur sudah selesai, saya tinggal ambil kursi lalu duduk disini memperhatikan ayam-ayam sambil ngopi. Memang enak sekali kalau jadi peternak, kerja bisa sambil santai,” ucapnya sambil menyeruput secangkir kopi hitam di tangannya.
Sambil bersantai, Rizal bercerita ia mulai membangun bisnis peternakan ayam sejak tahun 2006. “Awalnya baru 200 ekor, karena kita mulai dari nol. Alhamdulillah hingga saat ini produksi yang ada mencapai 6000 ekor ayam produksi,” ungkap bapak empat anak itu.
Hatinya berlabuh pada bisnis peternakan ayam layer. Dari sekian bisnis yang mungkin bisa membuat dirinya tergiur, Rizal tetap memilih beternak ayam, “Karena memang saya sudah senang dengan ayam dari awal, dari dulu sekali meski saya bukan lulusan atau peternakan atau sejenisnya. Bahkan saya itu dulunya kuliah teknik mesin,” katanya.
Baca juga: Rahasia Agar Ayam Tetap Sehat
Baginya, beternak ayam tidak sulit. Kata Rizal, meskipun tingkat kematian ayam bisa dikatakan sampai 20 persen, namun selama peternak teliti dalam proses pembesaran, maka tingkat kematian ayam bisa ditekan, “Kalau kita ngurusnya teliti, rapih dan telaten, insya allah ayam-ayamnya jadi kuat dan tahan lama. Dan sering kasih vitamin kea yam juga. Yang paling utama pemberian vaksin pada ayam itu sangat penting,” tuturnya.
Selain itu, bagi Rizal networking juga penting bagi para peternak ayam layer. Ia bahkan berjejaring dengan peternak ayam lainnya di sekitar wilayahnya untuk bisa saling berdiskusi dalam ilmu peternakan. “Di kampung kopi usaha ternak ayamnya berkelompok, jadi kalau ada suatu penyakit kita diskusikan bersama, kita kumpulkan bersama-sama lalu kita bahas dan cari solusinya. Kalau kerjasama seperti ini kita jadi bisa lebih maju lagi,” tutupnya.
Baca juga: Fakta Penting dari Ayam Petelur