• 30 April 2024

Posko Ternak untuk Hewan Terdampak Erupsi Semeru

uploads/news/2021/12/posko-ternak-untuk-hewan-39185585b70f71f.jpeg

“Saat ini hewan yang selamat sudah di evakuasi ke titik aman, dan sudah ada beberapa posko atau tempat penampungan hewan ternak salah satunya di Gumuk Multi Farm Lumajang”

Erupsi gunung semeru yang terjadi pada Sabtu (4/12) di Lumajang, Jawa Timur, melenyapkan ratusan hewan ternak seperti sapi, kambing, maupun unggas. Banyak warga berhasil diselamatkan, namun hewan ternak tidak demikian. Hewan ternak menjadi tumpuan hidup bagi warga di lereng gunung semeru. Meski badan mereka di posko pengungsian, pikiran mereka tetap saja berkutat memikirkan nasib hewan ternak mereka.

Untuk meredam kekhawatiran warga, Kementerian Pertanian membuat posko induk peternakan untuk mengumpulkan hewan ternak di satu tempat dan membuat klaster-klasternya sesuai dengan jenis hewan ternak diatur oleh Dirjen Peternakan. Pemberian pakan akan terus disuplai dari pemerintah dan bantuan para relawan sampai masa tanggap darurat dianggap selesai.

“Saat ini hewan yang selamat sudah di evakuasi ke titik aman, dan sudah ada beberapa posko atau tempat penampungan hewan ternak salah satunya di Gumuk Multi Farm Lumajang. Gumuk Multi farm saat ini bisa menampung kurang lebih 500 ekor hewan ternak sapi dan kambing. Dan saat ini sudah banyak yang masuk ke penampungan,” ucap Himawan Adi Nugroho, salah satu animal rescue dari BEM IBS Jakarta saat melakukan aksinya membantu korban erupsi gunung semeru.

Baca juga: Upaya Penyelamatan Ribuan Hewan Ternak Semeru

Bukan hanya manusia saja yang perlu diselamatkan, makhluk hidup lainnya seperti tanaman dan hewan pun demikian. Begitu menurut penuturan Himawan. “Dari hasil penyisiran kami per tanggal 8 Desember kemarin, kondisi di Desa Oro-Oro Ombo, Supiturang sudah tidak ada hewan ternak yang posisinya di sepanjang aliran lahar, hanya ada ayam saja karena pemilik peternakan ayam tidak ingin ayamnya diturunkan,” ungkapnya kepada Jagad Tani.

Lebih lanjut, Himawan menambahkan, “Untuk hewan yang mati sangat banyak, mengingat Supiturang dan Oro-Oro Ombo itu mayoritas penduduknya memiliki banyak peternakan,” tambahnya.

Tercatat hewan ternak yang mati akibat awan panas guguran Semeru di Desa Supiturang sebanyak 88 ekor kambing dan 19 ekor sapi. Di bagian timur terdata 764 sapi, 684 kambing domba dan 1578 unggas berhasil di selamatkan. Dibagian barat terdata 150 sapi yang berhasil dievakuasi dan ditemukan 17 sapi mati kemudian berhasil dievakuasi 200 kambing domba dan ditemukan 50 yang mati.

Baca juga: Harga Tembakau Merosot, Cukai Rokok Naik

Sementara itu, perawatan hewan ternak di posko peternakan, tentu dikawal sampai dilakukan pemulihan oleh dinas setempat dan dokter hewan dari PDHI Korwil Jatim.

“Setiap hari akan selalu ada Dokter Hewan yang stand by di posko pelayanan baik yang di Candipuro Pronojiwo maupun Supiturang” ucap Drh. Deddy F. Kurniawan, Ketua PDHI Korwil Jatim kepada Jagad Tani.

Hingga kini, petugas masih melakukan evakuasi hewan ternak yang terlantar di beberapa lokasi karena ditinggal pemiliknya mengungsi.

“Kemudian untuk saat ini urgent dibutuhkan pengerahan alat berat untuk evakuasi dan penguburan ternak yang mati karena sudah mulai membusuk,” imbuhnya.

Related News