• 22 November 2024

Lindungi Petani Padi dari Gagal Panen

uploads/news/2021/12/lindungi-petani-padi-dari-351669d1de0f058.jpg

"Petani akan mendapatkan penggantian senilai Rp6 juta per hektare. Penggantian dianggap sebagai modal untuk bisa kembali menanam padi sampai panen.."

Usaha tani padi tidak hanya sekedar menanam padi lalu menuai. Dibalik itu ada risiko yang dihadapi petani, salah satunya gagal panen yang disebabkan bencana alam, seperti banjir atau serangan organisme pengganggu tanaman.

Untuk menghadapi risiko tersebut, Kementerian Pertanian melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bogor menggencarkan program asuransi usaha tani padi (AUTP) bagi petani padi di kota berjuluk Kota Hujan ini.

Kepala DKPP Kota Bogor, Anas S Rasmana menjelaskan, AUTP adalah salah satu program Kementerian Pertanian dalam upaya melindungi petani dengan memperoleh penggantian apabila gagal panen yang disebabkan terkena bencana banjir atau serangan hama.

Baca juga: Raup Untung dari Wedang Corona

Pada program ini pemerintah memberikan bantuan sebesar 80 persen dari premi asuransi sebesar Rp180.000 per hektare per musim taman. Dengan begitu, petani hanya menanggung premi asuransi sebesar 20 persen atau Rp36.000.

"Jadi subsidi pemerintah dalam rangka ingin bela petani, petani hanya diharuskan membayar sebesar 20 persen atau Rp36.000," kata Anas kepada Jagad Tani, Rabu (23/12).

Untuk klaim asuransi yang akan diterima oleh petani sebesar Rp6.000.000 per hektare dengan intensitas kerusakan mencapai 75 persen dari luas lahan.

"Petani akan mendapatkan penggantian senilai Rp6 juta per hektare. Penggantian dianggap sebagai modal untuk bisa kembali menanam padi sampai panen. Biasanya dalam 1 hektare di Kota Bogor umumnya antara 7 ton hasilnya," jelasnya.

Sejauh ini, tercatat ada tiga kelompok tani pada sektor usaha tani padi yang terdaftar program AUTP. Yakni, KWT Dalima di Kecamatan Bogor Barat, KTD Lemah Duhur di Kecamatan Bogor Selatan, dan KTD Bangun Hias di Kecamatan Bogor Timur.

"Yang mulai mengasuransikan ada tiga kelompok tani, mereka masing-masing seluas 10 hektare untuk tahun 2022," ujar Anas.

Baca juga: Pecah, Harga Telur Meroket Tajam

Pihaknya juga memberikan kemudahan petani untuk mengakses program AUTP melalui Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). PPL akan membantu petani mulai dari pendaftaran hingga keluar polis asuransi.

"Mudah-mudahan apabila ada force majeure atau bencana, setidaknya mereka tidak usah pusing, ada modal awal, penggantian Rp6 juta. Dan teknis klaim nanti ada PPL juga tim asuransi yang turun ke lapangan," imbuhnya.

Anas mengatakan, program AUTP ini tidak dibatasi untuk petani memiliki lahan sawah satu hektare bisa dengan sistem konversi. Misalnya, lahan seluas setengah hektare, petani hanya menanggung premi asuransi sebesar Rp18.000.

Disamping itu untuk menggairahkan budidaya tanaman padi di Kota Bogor, ia menyebutkan terdapat program "keroyokan" dari pemerintah dengan memberikan bantuan-bantuan kepada petani.

"Intinya kita bagaimana bisa menekan HPP (harga pokok produksi), semakin rendah otomatis keuntungan tinggi dengan adanya bantuan benih, pupuk (subsidi) dan alsintan," tandasnya.

Baca juga: Jokowi Tanam Bawang di Food Estate

Related News