KKP: Rumput Laut Jadi Pengganti Plastik
Peduli terhadap sampah plastik juga menjadi salah satu hal yang menjadi perhatian berbagai pihak, termasuk Kementerian Kelautan dan Perikanan. Sampah plastik kerap menimbulkan polusi di laut Indonesia. Untuk mengatasi hal tersebut, Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Artati Widiarti memastikan jajarannya telah melakukan perekayasaan kemasan berbasis rumput laut sejak tahun 2016 dalam bentuk edible film dan edible coating, serta dalam bentuk kemasan biodegradable pada tahun 2019.
Hal ini tentu tidak lepas dari potensi Indonesia sebagai salah satu negara penghasil rumput laut terbesar di dunia, tentunya Indonesia berpotensi menjawab permasalahan sampah plastik baik regional maupun global.
Baca juga: 3 langkah membuat pupuk dri rumput laut
"Kita juga telah melakukan transfer teknologi kemasan rumput laut kepada beberapa pelaku usaha antara lain UKM Pusaka Hati (Mataram), UKM Setiabudi (Lombok Tengah), Mina Horti (Lombok Timur), UKM Saluyu (Sukabumi), dan CV Panda Food (Sleman)," kata Artati dalam keterangannya, Minggu (20/2/2022).
Bahkan UKM Pusaka Hati, tambah Artati, sudah memproduksi massal kemasan biodegradable "Seaweed Bag". Sedangkan UKM lain menerapkan edible coating untuk kemasan dodol rumput laut.
KKP dipastikan berusaha melakukan inovasi agar rumput laut dapat digunakan sebagai bahan pengganti material kemasan plastik. Melalui Balai Besar Pengujian Penerapan Produk Kelautan dan Perikanan (BBP3KP), UPT Ditjen PDSPKP menggandeng tim peneliti dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran (FPIK Unpad).
"Kita berdiskusi dalam pengembangan kemasan biodegradable berbasis rumput laut yang terjangkau dan bisa diterapkan secara masif," jelasnya.
Widya Rusyanto - Kepala BBP3KP mengatakan beberapa aspek masih perlu ditingkatkan dalam penyempurnaan kemasan biodegradable ini yaitu teknik pencetakan, teknik pengeringan, serta karakteristik kemasan dalam menahan laju transmisi uap air. Namun tentunya membutuhkan dukungan atau berkolaborasi dengan pihak lainnya sehingga dapat diterapkan secara tepat.
Usulan tersebut pun direspon positif Wakil Dekan FPIK Unpad, Rita Rostika. Menurutnya, yang dilakukan KKP melalui BBP3KP merupakan upaya pengembangan suatu teknologi berbasis pentahelix atau multipihak dimana unsur pemerintah, akademisi, pelaku usaha, masyarakat, dan media seluruhnya bisa ikut terlibat.
Baca juga: KKP Dukung Inovasi dari Rumput Laut
"Inisiasi kegiatan ini sejalan dengan kesepakatan bersama antara KKP dan Unpad dalam ruang lingkup penelitian, pengembangan, dan penerapan iptek di bidang kelautan dan perikanan. Semoga pihak BBP3KP, FPIK Unpad dan PUI Finder Unpad dapat segera membuat Memorandum of Agreement (MoA) dalam penyempurnaan rekayasa kemasan bioplastik rumput laut agar kerja sama kegiatan yang sudah digagas bisa segera terlaksana," tutur Rita.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyampaikan bahwa rumput laut merupakan anugerah bagi bangsa Indonesia yang dapat didayagunakan secara ekologi, ekonomi dan sosial untuk menjadi penggerak pembangunan nasional maupun global yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.