• 20 April 2024

Alasan Nila Merah Wajib Puasa

Pemuasan pada nila merah menjadi bagian perawatan dalam budidaya ikan air tawar sistem bioflok. Pemuasan yang dilakukan secara periodik ditujukan untuk menjaga kesehatan saluran pencernaan pada ikan.

Pembudidaya nila merah sistem bioflok, Widia Muhtar mengatakan, pemuasan pada ikan merupakan hal yang harus dilakukan. Ia biasa melakukan pemuasan pada ikan tanpa memberikan pakan pelet selama satu hari dalam sepekan.

Baca juga : MinaB Agribisnis fokus bioflok di ternak Nila

"Di sistem bioflok ini ikan diwajibkan ada seminggu sekali puasa, karena usus ikan itu perlu istirahat. Kedua, agar flok dimakan sama ikan sehingga tidak terlalu banyak di dalam kolam," kata Widia kepada Jagad Tani, Kamis (19/5).

Selama ikan dipuaskan, dirinya gunakan waktu untuk melakukan pengecekan kepadatan flok. Seperti diketahui, bioflok adalah teknik budidaya ikan yang memanfaatkan bantuan bakteri baik untuk mengurai sisa zat hara diubah menjadi pakan alami untuk ikan dalam bentuk gumpalan "flok".

Pengecekan kepadatan flok itu dengan cara mengambil kurang lebih satu liter air untuk diukur endapannnya. Proses ini untuk menentukan pengaplikasian susulan probiotik maupun molase dengan menyesuaikan batasan endapan flok pada alat ukur.

"Pengecekan kita pakai alat ukur. Maksimal (ukuran endapan flok) di kolam pembesaran 50 mililiter. Sementara ketika di posisi 20 mililiter ditambah probiotik dan 50 mililiter hanya diberi molase saja," tukasnya.

Selain kepadatan flok, pengecekan juga dilakukan terhadap kadar pH air kolam di angka 7 sampai 8. Widia mengatakan, flok yang sudah jadi ditandai air berwarna cokelat. Perubahan warna tersebut biasanya setelah dua bulan pengaplikasian bioflok.

"Jadi prosesnya air dari bening dulu, kemudian berubah hijau, baru cokelat. Cokelat (air) ini tidak kental. Kalau hijau itu tandanya masih ada alga," papar Widia.

Dikatakan, pembuangan kotoran dasar kolam juga menjadi perawatan rutin yang harus dilakukan setiap tiga hari sekali. Kemudian air baru dapat ditambahkan ke kolam sekitar 10 persen.

Widia yang juga ketua Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) MinaB Agribisnis saat ini membudidayakan nila merah sistem bioflok di 32 kolam. Kolam berbentuk bulat berdiameter 3 meter dengan ketinggian air 90 sentimeter itu dikhususkan untuk pembesaran ikan hingga siap jual saat panen tiba.

Widia mengatakan, budidaya ikan sistem bioflok ini merupakan budidaya yang terintegrasi antara ikan dengan kehidupan flok. Oleh karenanya perawatan di kolam bioflok dilakukan terhadap keduanya.

"Untuk perawatan ikan di sistem bioflok sebenarnya kita merawat airnya dulu dan bagus, karena ada dua mahluk hidup yang diurus. Jadi pertama floknya dan yang kedua kehidupan ikannya," tukas Widia.

Selain itu dikarenakan sistem ini mengandalkan juga pasokan oksigen aerator dari blower yang bekerja tanpa henti. Dengan demikian dibutuhkan pompa cadangan ataupun genset untuk penanganan saat mati listrik.

"Ketika blower mati ikan masih bisa bertahan 3 jam. Lewat dari itu biasanya ikan stres dan resikonya kematian. Untuk bisa bertahan 3 jam lagi bisa buang air setengah kolam. Jadi maksimalnya 6 jam (ikan bertahan). Makanya wajib untuk punya genset," katanya.

Baca juga: Rumah Maine Coon Andalkan Ras Asli

Dalam pemberian pelet sebelum ditebar ke kolam, terang Widia, ada baiknya diolah terlebih dahulu. Proses itu disebut dengan istilah dibibis atau membuat pelet bertekstur empuk dengan diberikan air secukupnya dan didiamkan sekitar 10 sampai 15 menit.

"Kenapa? soalnya kalau pelet (kering) dikasih langsung nanti pelet mengembang di perut ikan. Itu jadi salah satu faktor kegagalan dalam budidaya ikan. Nah, lebih bagus lagi dikasih air, ditambah probiotik, sehingga pelet lebih banyak dicerna oleh ikan bisa 80 persen," pungkasnya.

Related News