Mengubah Lahan Kumuh Jadi Kebun Organik
Berawal dari pandemi Covid-19 yang melanda dua tahun belakangan, memberikan dampak bagi perekonomian masyarakat. Namun, tidak semua masyarakat berlarut dalam keterpurukan. Banyak juga masyarakat yang bangkit dan berkembang dari adanya pandemi Covid-19.
Seperti Kelompok Wanita Tani (KWT) Anthurium yang berada di Perumahan Pondok Arum, blok D RT.06 RW.03, Kelurahan Nambo Jaya, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang. Memanfaatkan lahan yang ada di wilayahnya dengan menanam tanaman pangan untuk membantu kebutuhan pangan masyarakat setempat secara organik.
“Berawal dari program dinas ketahanan pangan kota Tangerang berkebun di tahun 2013, kita berpengurus lima orang semua hanya dari ibu rumah tangga saja, lalu dapat penyuluhan, peralatan pertanian, benih, pupuk, untuk menanam tanaman pangan dengan sistem organik.” Ujar Yuliana Darmawan selaku ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Anthurium
Baca juga : Kebun Rizki Andalkan Sistem Tanam Organik
Dengan lahan sebesar 117 meterpersegi, Yuliana Darmawan memanfaatkan lahan tidak hanya untuk menanam sayuran saja, melainkan buah-buahan, ada pula kolam ikan yang berisi nila, lele, serta kendang kambing yang terdiri dari kambing jenis etawa, bigon, dan jawarandu.
Meskipun lahan yang ditempati diterjang banjir tahunan, dan sempat berpindah lokasi hingga ke lokasi terakhir saat ini, KWT Anthurium tetap bersinergi dan semangat untuk kembali memajukan dan membangkitkan KWT untuk terus menanam sayuran dan buah-buahan hingga panen kembali.
“karena memang kita berada dilokasi yang rawan banjir, tapi alhamdulillah anggota kita dari 2013 sampai sekarang masih semangat, sempat waktu itu gagal panen di 2020 karena banjir besar dan saat itu juga mau ada festival KWT se-Tangerang, kita mulai lagi semangat lagi dan alhamdulillah bulan maret kita sudah siap semua tanaman subur, siap panen dan juga kita siap untuk ikut festival.”ujar Yuliana
Baca juga : International Women Day, Petani Wanita Panen sayuran
Hasil yang didapatkan dari panen pun dijual ke anggota, maupun warga sekitar. Karena memang hasil dari KWT Anthurium berbeda dengan sayuran yang dijual di pasar, hasil dari KWT Anthurium lebih bersih, sehat, dan bebas pestisida karena memang perawatannya pun menggunakan sistem organik yang juga menggunakan pupuk organik tanpa ada campuran pupuk kimia.
Semangat Yuliana Darmawan untuk membangkitkan KWT Anthurium sangat besar, dan juga ingin membanggakan wilayahnya dari anggapan masyarakat terkenal dengan wilayah banjir, namun kini sudah terkenal menjadi wilayah dengan KWT Anthurium yang memotivasi dan menginspirasi.