• 24 April 2024

Mahasiswa IPB University Turun Atasi PMK

BOGOR - Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak tengah melanda sejumlah daerah di Indonesia akhir-akhir ini. Untuk menangani penyakit yang disebabkan oleh virus ini, IPB University membentuk satuan tugas (Satgas) untuk atasi PMK.

Tim Satgas yang terdiri dari dokter hewan dan mahasiswa dari Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB University tersebut sebagian besar sudah diturunkan di beberapa wilayah di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Menjelang hari raya Idul Adha, IPB University kembali menurunkan 198 mahasiswa ke berbagai daerah termasuk di wilayah Jawa Barat, di antaranya Bandung, Cianjur dan Bogor. Acara pelepasan secara simbolis dilangsungkan di kampus IPB University Baranangsiang, Kota Bogor, Rabu (15/6).

Dekan Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB Prof Deni Noviana mengatakan, tim Satgas selain untuk membantu peternak menangani PMK dan mencegah PMK, juga akan bertugas saat hari raya Idul Adha 2022, baik di perkampungan, pemukiman dan tempat pemotongan hewan.

"Para mahasiswa ini sudah dibekali pengetahuan. Kemudian saat pelaksanaan kurban mereka akan tugas H-1. Tugasnya untuk memeriksa hewan sebelum disebelih. Setelah itu mereka juga akan memeriksa kondisi daging, jeroan dan lainya. Jika ditemukan ada penyakit maka akan dilaporkan kepengurus hewan kurban," terang Prof Deni.

Dalam tugasnya, tim Satgas yang terdiri dari dokter hewan dan mahasiswa juga akan didampingi oleh dinas terkait dari pemerintah setempat. Hal ini karena IPB juga turun ke wilayah ketika ada permintaan dari pemerintah setempat.

Data dari Kementerian Pertanian, saat ini tercatat 150.630 ekor hewan ternak yang tersebar di 18 provinsi dan 180 kabupaten yang terkonfirmasi dinyatakan positif PMK. Kementan dalam upaya pengendalian PMK saat ini tengah menggulirkan vaksinasi massal bagi hewan ternak di Tanah Air.

Prof. Deni mengatakan tim Satgas juga dibekali kemampuan untuk melakukan vaksinasi. Sehingga ketika vaksin sudah disebar maka mahasiswa bisa membantu percepatan vaksinasi. "Karena tugas mereka itu membantu pengendalian penyakit hewan di sana seperti memberikan obat-obatan membantu disinfektan antiseptik dan lainya," pungkasnya.

Sementara, Tim Satgas Prof Dr Drh Agik Suprayogi menjelaskan, secara kasat mata ciri-ciri PMK pada hewan ternak dapat dilihat pada bagian mulut dan kuku serta kondisi hewan. Seperti pada sapi, di antaranya bagian mulut akan melepuh dan liur yang berlebihan. Sapi suka menendangkan kaki karena disebabkan oleh vesikula (lepuh) pada membrane mukosa hidung dan bukal serta antara kuku.

Namun demikian, Prof Agik menyampaikan PMK ini bisa disembuhkan jika sapi yang tertular mendapatkan treatment yang tepat. Ia juga mengimbau agar para peternak tidak perlu panik jika ada sapinya yang terinfeksi PMK. Namun yang harus dilakukan segera melapor dan melakukan karantina sapi.

"PMK ini memiliki potensi untuk sembuh dan tinggi dan sudah banyak laporan. Bisa 90 persen sembuh, tapi saya katakan ini tergantung situasi pemahaman para peternak, jadi koordinasi, edukasi pemahaman itu perlu ditingkatkan, untuk itu kami hadir mencoba semampunya," tuturnya.

Ia mengatakan, pengobatan pada sapi yang terinfeksi PMK tidak bisa dengan obat yang langsung menyerang virusnya. Pemberian obat bisa dilakukan untuk terindikasi bakteri dan juga tingkatkan imun sapi.

"Memang obat langsung kevirusnya enggak ada. Yang ada ya vaksin. Yang divaksin pun yang sehat, terus yang sakit gimana? yang sakit diobati dengan meningkatkan daya tahan tubuh. Kalau itu teridikasi bakteri maka diobati antibiotik. Kemudian ditingkatkan kekebalan tubuh vitamin kalau memang ada obat herbal itu diberikan," katanya.

Related News