KKP Jaga Populasi Ikan Endemik Kaya Gizi
Langkah pelestarian ikan jelawat yang merupakan ikan endemik di Danau Sipin dan Perairan Sungai Batanghari, Jambi terus dilakukan secara berkesinambungan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Upaya tersebut dilakukan melalui restocking untuk menjaga populasi ikan tersebut.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Tb Haeru Rahayu menyampaikan bahwa Ikan jelawat merupakan ikan endemik di perairan umum yang ada di Jambi. Merupakan ikan air tawar yang bernilai ekonomi dan mempunyai nilai gizi yang tinggi, serta digemari masyarakat untuk dikonsumsi. Kegiatan restocking tersebut dalam rangka menambah stok populasi ikan jelawat yang keberadaannya sudah mulai berkurang.
Kegiatan restocking juga dilakukan di Danau Sipin yang memiliki luas sekitar 85 hektar dan menjadi tumpuan masyarakat sekitar untuk memperoleh hasil perikanan. Restocking ikan lokal seperti ikan jelawat dan nilem yang dilakukan melalui Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Sungai Gelam diharapkan dapat meningkatkan stok ikan air tawar di Kota Jambi, dan juga kesejahteraan masyarakat sekitar.
“Hal yang tidak kalah penting, program tersebut juga dapat meningkatkan ketahanan pangan, sehingga dapat menekan angka stunting di Kota Jambi. Kami berharap, dengan program tersebut bisa meningkatkan ketahanan pangan di Kota Jambi, sehingga dapat menurunkan angka stunting,” tukas Tebe, panggilan akrab Tb Haeru Rahayu dalam siaran resmi KKP, Sabtu (20/8/2022).
Sementara itu, Kepala Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Sungai Gelam, Andy Artha Donny Oktopura, menyampaikan bahwa Jambi memiliki keanekaragaman jenis ikan lokal, namun sangat disayangkan menurut sejumlah penelitian populasinya kian menurun.
Padahal menurut Andy, dengan keberadaan Sungai Batanghari seharusnya Kota Jambi mempunyai potensi sumber daya ikan yang luar biasa besar. Dengan demikian pihaknya melakukan restocking ikan jelawat dan nilem dengan jumlah masing-masing sebanyak 77 ribu ekor.
“Total sebanyak 154 ribu ekor ikan lokal direstocking di Danau Sipin dan perairan Sungai Batanghari, Kota Jambi. Dengan restoking ini kami berupaya untuk meningkatkan stok populasi ikan air tawar di perairan umum, melestarikan keanekaragaman sumberdaya ikan, meningkatkan produksi ikan untuk pemenuhan gizi, kesejahteraan, pendapatan dan kesempatan kerja tambahan dari sektor perikanan,” kata Andy.
Menurutnya saat ini BPBAT Sungai Gelam telah mampu memproduksi benih ikan lokal bernilai ekonomis tinggi yang mulai punah di alam meliputi ikan jelawat, nilem, baung, gabus haruan, dan gurame.
Andy juga mengatakan bahwa pihaknya terus berkomitmen untuk menjalin sinergi dengan segenap pihak dalam memajukan sektor perikanan, khususnya bidang perikanan budidaya di Kota Jambi. Andy menjelaskan kegiatan restocking ikan lokal ini merupakan salah satu kegiatan prioritas KKP dalam mendorong pengembangan konsep blue ekonomi dimana ekologi menjadi panglimanya.
Sehingga diharapkan kegiatan ini tidak hanya memberikan manfaat terjadap keberlanjutan lingkungan dan sumber daya ikan tetapi juga mempunyai manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat.
Sementara itu, Camat Danau Sipin, Kota Jambi, Rizalul Fikri menyampaikan restoking yang dilakukan memiliki banyak manfaat terutama dalam menambah populasi ikan di Danau Sipin.
Dia mengatakan warga sekitar Danau Sipin dan Sungai Batanghari masih mengandalkan hasil perikanan dari danau tersebut. “Harapan kami sebagai masyarakat Danau Sipin kegiatan ini bisa terus dilaksanakan, agar kebutuhan protein warga sekitar bisa terpenuhi, sehingga masyarakat kami bisa tumbuh sehat,” kata Rizalul Fikri.
Belum lagi menurutnya ikan jelawat saat ini memiliki harga kisaran Rp 60 ribu perkilogram bisa menambah penghasilan warga sekitar. Jika ikan yang telah direstocking di Danau Sipin bisa berkembang biak, tentu akan menjaga habitat ikan jelawat, dan menjadi mata pencaharian warga. “Tinggal bagaimana kami mengelola dan menjaga kelestarian ikan lokal di Danau Sipin agar ekologinya tetap terjaga,” kata Rizalul Fikri