• 26 April 2024

Ramai-ramai Panen Padi Organik di Mulyaharja

Jagadtani - Kampung Lemah Duhur yang terletak di pelosok Kecamatan Bogor Selatan atau tepatnya di Kelurahan Mulyaharja menjadi salah satu wilayah penghasil padi di Kota Bogor.

Masa panen padi organik yang ditanam oleh Kelompok Tani Dewasa (KTD) Lemah Duhur itu sudah tiba waktunya. Bedanya, panen padi organik di Kampung Tematik Agro Edu Wisata Organik (AEWO) Mulyaharja kali ini diikuti Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan dan Wali Kota Bogor Bima Arya.  

 

Ramai-ramai Panen Padi Organik di Mulyaharja"Ramai-ramai Panen Padi Organik di Mulyaharja"

Zulkifli Hasan bersama Bima Arya juga usai panen padi secara simbolis melakukan perontokan padi dengan menggunakan gebotan (teknik perontokan padi menggunakan kayu).

"Ini sudah mulai ada sedikit-sedikit panen, panen sesungguhnya bulan Februari dan bulan Maret panen raya," kata Mendag, Sabtu (14/1).

Dengan adanya panen raya di berbagai daerah ini, lanjut Zulhas sapaan akrabnya, Bulog tidak akan melakukan impor beras lagi di Februari nanti. "Karena bulan Februari, Maret Bulog membeli beras, gabah petani dengan harga tinggi, tidak dengan harga murah," kata Zulhas.

Sebelumnya, padi organik ditanam dalam jangka waktu kurang lebih 112 hari atau kurang lebih 3,5 bulan di lahan seluas 400 - 500 meter persegi dan menghasilkan padi organik mencapai berat 4 kuintal. 

Secara umum, rata-rata hasil panen padi organik pada lahan seluas 1 hektare mampu mencapai berat 7 hingga 8 ton per hektare. Hal tersebut sebagaimana yang dituturkan Mohammad Aneng, penggerak padi organik Mulyaharja. 

Ketua KTD Lemah Duhur yang sudah sejak tahun 90an menjadi petani ini mulai merintis padi organik sejak sekitar sembilan tahun lalu. Saat ini, dari 23 hektare lahan persawahan yang ada sudah sekitar empat hektar ditanami padi organik. 

Aneng mengakui bahwa proses mengubah pertanian konvensional menggunakan pupuk kimia tidaklah mudah. Namun, ia bersyukur saat ini meski belum seluruh padi ditanam secara organik, namun pertanian Mulyaharja tidak lagi menggunakan pestisida kimia.

"Di sini non organiknya tidak menggunakan pestisida kimia, tapi dengan pestisida nabati menggunakan bahan organik. Jadi kita tidak membunuh hama itu, tapi hanya menghindari dan meminimalisir, karena bagaimanapun hama itu makhluk hidup juga," ujarnya.

Aneng juga mengakui sempat mengalami kesulitan karena perubahan penanaman secara organik membuat hasil panennya menyusut yang disebabkan oleh penyesuaian tanaman.

Namun setelah kondisi tanah bisa menyesuaikan lambat laun hasil panen mengalami peningkatan, bahkan harga jual berasnya pun tinggi. "Alhamdulillah hasil panennya sudah sama dengan awal, harga jualnya dua kali lipat dari padi biasa," ucap Aneng. 

Dalam panen padi organik itu juga diikuti Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bogor Anas Rasmana, Camat Bogor Selatan Hidayatulloh beserta jajarannya.

Ramai-ramai Panen Padi Organik di Mulyaharja"Ramai-ramai Panen Padi Organik di Mulyaharja"

"Pada intinya kami yang berada di Bogor Selatan merasa bersyukur atas kunjungan Menteri Perdagangan, Pak Zulkifli Hasan. Selain mengapresiasi, Pak Menteri juga memberikan motivasi bagi warga Bogor Selatan, khususnya para pelaku ekonomi kreatif agar terus semangat dalam berinovasi dalam rangka menciptakan produk-produk dalam negeri," kata Camat Bogor Selatan, Hidayatullah didampingi para lurah di Kecamatan Bogor Selatan. 

Untuk AEWO Mulyaharja, arahan dan harapan Mendag sebagaimana yang diungkapkan Hidayatullah, agar terus bertahan dan berlanjut karena menjadi salah upaya dalam rangka program ketahanan pangan dan hak pangan bagi warga. Di samping membantu dalam rangka ketahanan pangan nasional.

Related News