Jelang Musim Tanam, Pupuk Jadi Masalah Petani
Jagadtani - Bagi sebagian persawahan yang tidak Terdampak El Nino, November dan Desember merupakan masa tanam pertama. Namun ketersediaan pupuk masih menjadi polemik besar bagi para petani. Selain langka, harga pupuk menjadi permasalahan tersendiri.
Memang banyak petani yang merasakan dampak menghilangnya pupuk di pasar hingga harga melambung tinggi. Salah satu petani yang mengalami adalah Aji dari Sukoharjo - Jawa Tengah.
"Pupuk sering hilang dari pasar jadi sulit mendapatkan, apalagi harganya semakin meningkat. Padahal pupuk sangat penting untuk pertumbuhan padi sampai menjelang masa panen." Ungkap Aji.
Untuk menjamin ketersediaan pupuk, pihak Kementerian Pertanian berencana akan menyiapkan lebih dari 2.600 outlet.
Melalui Plt Menteri Pertanian (Mentan), Arief Prasetyo Adi mengatakan kebutuhan pertanian nomor 1 adalah pupuk sehingga menjadi konsentrasi untuk ketersediaannya. "Jadi sekarang lagi saya detailkan soal pupuk di 26.000 outlet lebih harus tersedia. Dan saya akan kontrol semuanya harus ada pupuk baik komersial maupun subsidi," katanya.
Kebutuhan pupuk pada sektor pertanian memang memegang peranan penting, terlebih dibutuhkan beberapa jenis pupuk dengan kandungan berbeda untuk setiap masa tanam.
Dengan kata lain, seluruh tanaman yang menghasilkan membutuhkan pupuk. Walau pemerintah sempat mendorong untuk penggunaan pupuk organik. Namun harga pupuk organik atau pupuk komersial tidak sesuai dengan pendapatan petani karena tidak seimbang dengan hasil panen.
Tentu harapannya dengan pemimpin baru dalam pemerintah dapat memberikan solusi hingga perubahan positif dalam meningkatkan kesejahteraan para petani di Indonesia.