• 22 November 2024

Kasus Cacar Monyet Menyebar, Ini Langkah Antisipasinya

uploads/news/2023/10/14-kasus-cacar-monyet--882860bd56fc43e.jpg

Ditemukan pertama kali pada 1958 di Afrika, kini kasus cacar monyet mulai menyebar ke beberapa negara, termasuk di Indonesia. Kasus cacar monyet di Indonesia pertama kali muncul pada 20 Agustus 2022, berlanjut dengan temuan kedua pada pada 13 Oktober 2023.

Pada konferensi pers (26 Oktiber 2023), sesuai data dari Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia, telah terkonfirmasi kasus cacar monyet di Indonesia sebanyak sebanyak 14 kasus. Sesuai temuan dari Kemenkes, 14 kasus cacar monyet terjadi pada usia 25-29 tahun sebanyak 64 persen. Sisanya usia 30-39 tahun sebanyak 36 persen.

Cacar monyet, pertama kali dideteksi berasal dari dari monyet yang digunakan sebagai penelitian. Cacar monyet bagian dari Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae, tergolong penyakit zoonosis langka akibat infeksi virus Monkeypox

Cacar Monyet tidak hanya ditularkan oleh monyet, tetapi hewan pengerat seperti tikus dan tupai juga bisa terinfeksi penyakit ini dan menularkannya kepada manusia. Penyakit ini dapat ditularkan manusia ke manusia meskipun risikonya cukup kecil.

Penyebaran cacar monyet dapat melalui kontak langsung, virus pada luka akibat hewan terinfeksi. Melalui liur masuk dalam mata, mulut dan hidung. Mengkonsumsi produk olahan hewan yang terkena virus juga dapat menyebarkan penyakit cacar monyet.

Penyebaran dari manusia ke manusia membutuhkan waktu yang lama dan kontak yang cukup intens. Hal ini membuat penyebaran dari manusia ke manusia sangat jarang terjadi.

Gejala cacar monyet, hampir serupa dengan penyakit cacar air, tetapi gejala baru terlihat setelah 5 hingga 21 hari sejak terpapar virus. Gejala umum yang terjadi pada awal terkena cacar monyet, yakni demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri punggung, kelelahan, menggigil dan pembengkakan kelenjar getah bening.

Pengidap cacar monyet akan mengalami ruam pada bagian tangan, wajah, kaki, mulut, area genital dan area mata.

Dalam medis, Cacar monyet masih belum ada pengobatannya, biasanya hanya ada cara meredakan gejalanya saja. Pihak Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memberikan tiga langkah dalam menanggulangi cacar monyet yang terdiri dari surveilans, terapeutik dan vaksinasi.

Sementara untuk pencegahan penyebaran cacar monyet dengan menghindari lokasi penyebaran, rutin mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, hindari hewan pengerat atau primata liar, hindari mengonsumsi daging hewan mentah, jangan menggunakan barang pribadi bersama dengan pengidap, jaga jarak aman dengan pengidap cacar monyet dan vaksin karena diyakini mencegah penyakit cacar monyet sebesar 85 persen.

Sesuai data Kementerian Kesehatan, vaksinasi cacar monyet telah dilakukan sejak 23 Oktober 2023 pada 477 peserta. Jumlah tersebut disesuaikan dengan jumlah ketersediaan vaksin cacar monyet. Saat ini, pemberian vaksinasi cacar monyet ini ditujukan oleh kelompok rentan yang mengalami kontak erat dengan pengidap cacar monyet, atau orang dengan human immunodeficiency virus (HIV).

Pemberian vaksin cacar monyet dibagi dalam dua dosis, setelah pemberian dosis pertama, akan dilanjutkan empat minggu selanjutnya untuk mendapatkan dosis kedua. Vaksin baru bekerja setelah dua minggu pemberian dosis kedua.

Pemberian vaksinasi cacar monyet ini ditujukan oleh kelompok rentan yang mengalami kontak erat dengan pengidap cacar monyet, atau orang dengan human immunodeficiency virus (HIV).

Related News