• 14 December 2024

Walang Sangit Bikin Petani Desa Tasikmadu Gagal Panen

"Tidak hanya cuaca, hama kerap mengganggu pertanian yang berujung menggagalkan panen raya. Salah satu hama yang ditakuti adalah walang sangit, tanaman padi tidak berisi sehingga merugikan para petani."

Jagadtani - Hama walang sangit kembali menyerang tanaman padi, kali ini yang terkena dampak ya adalah sejumlah petani di Desa Tasikmadu Kec. Pituruh, Purworejo. para petani merasakan kegalauan karena padi yang mereka sudah tanam tidak ada isinya di serang hama walang sangit.

Dipastikan 2 dari 3 pedukuhan di Desa Tasikmadu gagal panen akibat hama walang sangit.

Salah satu petani yang terdampak adalah Agus Suntoro (37). Dia mengaku, sawahnya turut merasakan gagal panen akibat hama walang sangit.

Proses penyiraman untuk mengusir hama walang sangit"Proses penyiraman untuk mengusir hama walang sangit"

“Sawah disini kemarin saat panen sehabis lebaran banyak padi yang tidak ada isinya, dan ada juga padi yang isinya hanya setengah tidak full,” Ucap Agus Suntoro kepada Azky (26/05).

Menurutnya, fisik pada padi yang sudah memasuki waktu panen rata-rata berdiri tegak dan hanya sedikit yang merunduk. “Padi yang tegak itu kosong ga ada isinya, dan yang merunduk itu ada isinya walaupun tidak tau rusak atau tidak,” Ucapnya.

Dalam Upaya melawan hama walang sangit ini Agus Suntoro (37) mengatakan “Sudah dicoba menggunakan obat padi seperti dharmabas, score, dupont lannate dan air rendaman tembakau sampai 2 dosis tetap tidak berefek kepada hama walang sangit”.

“Saat memasuki 1 bulan sebelum panen tepatnya di awal bulan puasa kemarin hama walang sangit sedang parah-parahnya” Tambahnya.

Menurutnya penyebab gagalnya panen juga bukan hanya disebabkan oleh faktor hama saja, Agus Suntoro (37) menyampaikan “saat proses penanaman padi di bulan ke 2 sempat terkena banjir sebanyak 5 kali dan sepanjang dari bulan 3 sampai masa panen cuacanya panas terus tidak turun hujan. Pada musim panas itu mugkin yang menyebabkan hama menyerang tanaman”.

Di akhir perbincangan Agus suntoro (37) juga menerangkan “hasil panen yang biasanya 100 ubin (1400m) sawah menghasilkan 1ton padi kini hanya menghasilkan 25%-50% saja, bahkan ada yang tidak mendapatkan hasil”.

Related News