• 6 October 2024

Hilirisasi Pertanian Merupakan Peluang Agripreuner

uploads/news/2024/05/hilirisasi-pertanian-merupakan-peluang-88049328bcf7aea.jpg

Peluang bisnis dari hilirisasi pertanian dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) pertanian atau agropreuner dalam negeri. Peluang ini dikatakan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) yang menginginkan agar peluang bisnis dari hilirisasi olahan pertanian dan pangan sehingga bisa memberikan nilai tambah bagi ekonomi secara keseluruhan.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian, Kuntoro Boga Andri dalam keterangan di Jakarta, Sabtu mengatakan bahwa pelaku UMKM khususnya peserta BJBPreneur yang didominasi kaum muda, sangat berpotensi untuk memanfaatkan peluang bisnis dari olahan pangan.
 
"Kami tadi melakukan diskusi dengan para peserta dan sebagian besar dari mereka memang memiliki kemampuan untuk mengembangkan usaha dengan memanfaatkan peluang-peluang yang ada di sekitar mereka. Baik itu komoditas, baik itu peluang pasar, termasuk juga inovasi produk," ujar Kuntoro saat menjadi juri di Program BJBPreneur 2024 yang diselenggarakan oleh Bank BJB, Sabtu, (25/05).
 
Mengenai hal ini, Dia mengapresiasi keikutsertaan sebagian besar anak-anak muda yang kreatif dan inovatif dalam menciptakan produk turunan baru di bidang pertanian.
 
"Apalagi sebagian besar peserta dari BJBPreneur ini bergerak sebagai agripreneur dan memang anak-anak muda. Kemudian juga badan usaha, termasuk ada pekerja sosial yang sangat inovatif," ucap Kuntoro.
 
Ia mengaku optimis terhadap sektor pertanian untuk terus menggerakkan roda ekonomi semakin tinggi, apalagi animo kalangan muda yang terjun di dunia bisnis pertanian menunjukkan kecenderungan yang meningkat.
 
Sementara itu, Group Head PESAT/ UMKM Bank BJB Dodi Sandra Nugraha menjelaskan bahwa BJBPreneur adalah ajang kompetisi yang diikuti para pelaku UMKM di berbagai bidang yang bertujuan mengembangkan UMKM yang tangguh dan mampu bertahan di tengah berbagai tantangan sehingga memiliki daya saing, dan berkelanjutan.
 
Dodi berharap para pelaku UMKM khususnya di bidang pertanian mampu membaca peluang dan potensi daerahnya masing-masing untuk bisa dikembangkan lebih jauh lagi khususnya dalam usaha olahan pangan.
 
"Bagaimana caranya supaya para pelaku UMKM khususnya di bidang pertanian itu justru mengembangkan usahanya di daerahnya sehingga produk pertanian itu dapat dikembangkan atau dapat dibesarkan di daerahnya," kata Dodi.
 
Menurut Dodi, masih banyak komoditas pertanian yang belum diolah sehingga belum memberikan banyak nilai tambah. Karena itu, dia berharap program ini mampu memberi dampak bagi peningkatan ekonomi nasional.
 
“Sementara produk-produk dari pertanian ini bagaimana caranya supaya bisa menjadi industri olahan. Contohnya di acara BJBPreneur ini, ada beberapa produk pertanian yang akhirnya bisa menjadi olahan dan menjadi suatu potensi baru untuk produk yang bisa kita lakukan kemasan baik di dalam negeri maupun di luar negeri," ucap Dodi.
 
Diketahui, Kementerian Pertanian terus mendorong dan memfasilitasi bertumbuhnya usaha tani (agripreneur) yang dijalankan oleh generasi muda. Pemerintah berkomitmen mengawal regenerasi petani dan menjadikan pertanian sebagai dunia usaha atau bisnis yang strategis dan menguntungkan.
 
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman pada kesempatan sebelumnya mengatakan bahwa potensi pertanian dalam meningkatkan perekonomian sangatlah besar terutama jika anak muda mau mengerjakan semua prosesnya baik yang berkaitan dengan produksi hulu maupun proses pengolahan atau hilirisasi. Dia yakin, pertanian adalah jawaban sekaligus solusi masa depan yang sangat menjanjikan.
 
"Kami memiliki berbagai program pembangunan sektor pertanian dengan terus memperkenalkan pemanfaatan  teknologi dan mekanisasi sebagai perangsang bertumbuhnya petani muda di Indonesia," katanya.
 
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian masuk dalam kategori paling tinggi jika dibandingkan dengan lapangan usaha lainya seperti perdagangan dan juga industri pengolahan. Hal ini menunjukkan sektor pertanian masih merupakan mata pencaharian utama bagi masyarakat Indonesia saat ini.
 
Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian pada triwulan 1 2023 mencapai 29,36 persen. Adapun pada triwulan 1 2024 sebesar 28,64 persen dan naik 0,03 juta orang (y on y) dari total jumlah penduduk Indonesia yang bekerja sebanyak 142,18 juta orang.
 
Tingginya data penyerapan tenaga kerja pada sektor akomodasi dan makan minum ini tidak lepas dari kontribusi sektor pertanian yang turut meningkat. Disisi lain, BPS juga mencatat distribusi dan pertumbuhan sektor pertanian pada Produk Domestik Bruto (PDB) menepati urutan ketiga dengan capaian 11,61 persen. Sektor pertanian menjadi salah satu andalan bagi ekonomi Indonesia.

Related News