Serapan Gabah Meningkat, RPNN Apresiasi Kinerja Bulog

Jagadtani - Pemerintah melalui Badan Urusan Logistik (Bulog) terus berupaya dengan meningkatkan penyerapan gabah kering dari petani.
Langkah pendekatan yang lebih Intensif terhadap petani ditunjang dengan perbaikan sistem pembelian gabah dari petani menjadi langkah tepat yang dilakukan oleh Bulog.
Terbukti, di musim panen raya tahun ini, gabah kering yang mampu di serap oleh Bulog surplus mencapai 2000 persen.
Peningkatan signifikan yang mampu dilakukan Bulog tersebut mendapat apresiasi besar dari Ketua Rumah Petani dan Nelayan Nusantara (RPNN) Jawa Barat, Juwarto.
Menurutnya peningkatan penyerapan gabah ini menjadi tonggak penting dalam upaya mencapai Swasembada pangan di Indonesia.
"Peningkatan serapan gabah oleh Bulog hingga mencapai 2000 persen merupakan bukti nyata dari komitmen pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan nasional. Langkah ini menjadi tonggak penting dalam upaya mencapai swasembada pangan di Indonesia. Bulog, sebagai lembaga yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan stok pangan, telah berhasil meningkatkan daya serap gabah yang signifikan, memberikan dampak langsung kepada petani, konsumen, dan kestabilan harga pangan," ungkapnya. Sabtu (5/4/2025).
Pencapaian tersebut dikatakan Juwarto menjadi harapan besar bagi Bangsa Indonesia agar mampu memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.
"Pencapaian ini membuka harapan besar bahwa Indonesia bisa lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional," ucapnya.
Ia pun menilai langkah yang dilakukan bulog dalam mengoptimalkan penyerapan gabah tersebut sudah sangat tepat dan sangat diharapkan petani.
"Dengan menetapkan harga yang lebih menarik dan meningkatkan kemudahan proses transaksi, Bulog berhasil mengoptimalkan pengadaan gabah dari seluruh pelosok tanah air. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa dengan pendekatan yang lebih adaptif dan responsif terhadap kebutuhan petani, sektor pertanian Indonesia dapat berkembang lebih pesat, memberikan manfaat langsung kepada para pelaku utamanya, yakni petani," jelasnya.
Meski begitu dikatakan Juwarto, Bulog harus tetap memperhatikan seperti apa rantai distribusinya kepada masyarakat, sehingga tidak terjadi penimbunan dalam penyaluran nya yang berujung viral bagi masyarakat.
"Dengan stok beras yang lebih melimpah, Bulog dapat memastikan distribusi pangan berjalan lebih efisien dan merata," tutupnya.