BRIN Bedah Teknologi Air Bersih dan Pupuk Nitrogen

Jagadtani - Pertanian berkelanjutan menjadi bagian terpenting dalam menjaga produktivitas untuk memastikan Indonesia dapat mewujudkan swasembada pangan.
Namun poduktivitas sektor pertanian yang menghadapi tekanan besar dari perubahan iklim, populasi yang terus tumbuh, dan degradasi lingkungan. Ketersediaan air bersih dan pupuk ramah lingkungan menjadi faktor yang sangat penting.
Terlebih di area kering atau yang mengalami pencemaran sumber air, ketergantungan pada pupuk kimia berbasis fosil juga berdampak negatif terhadap alam.
Guna memperoleh wawasan mendalam terkait implementasi teknologi inovatif dalam mendukung transformasi menuju sistem pertanian yang lebih produktif, berkelanjutan, dan adaptif terhadap tantangan masa depan, Organisasi Riset Elektronika dan Informatika (OREI), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyelenggarakan kolokium "Integrasi Atmospheric Water Generator dan Plasma Activated Nanobubble Water sebagai Solusi Air Bersih dan Pupuk Nitrogen Terbarukan untuk Pertanian Berkelanjutan", Rabu (11/06), di Gedung B.J Habibie, Jakarta.
Kepala OREI BRIN, Budi Prawara mengungkapkan integrasi antara Atmospheric Water Generator (AWG) dan Plasma Activated Nanobubble Water (PANW) harapannya bisa digunakan sebagai solusi di beberapa tempat di Indonesia yang masih kesulitan air. “Selain itu juga dapat dimanfaatkan untuk aplikasi di bidang pertanian, yang saat ini juga menjadi salah satu fokus prioritas program pemerintah,” imbuhnya.
Pada kesempatan tersebut, Anggota Dewan Pengarah BRIN, I Gede Wenten sebagai narasumber menjelaskan, teknologi AWG menghasilkan air bersih dengan cara mengkondensasi uap air dari udara melalui pendinginan dan dehumidifikasi. Teknologi ini menjadi solusi praktis untuk lahan pertanian yang minim akses ke air tanah atau air permukaan.
Dirinya menjelaskan, di Indonesia terdapat pulau-pulau terluar yang masih membutuhkan air bersih. “Teknologi AWG juga dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan 3D farming yang cocok untuk daerah kepulauan dan pesisir. Sehingga teknologi ini harus terus dikembangkan agar lebih efisien, murah dan patentable,” ungkap Wenten.
Oleh karena itu, Wenten mengembangkan teknologi AWG dengan inovasi kebaruan dari sisi pendingin, solar panel dan controller. Teknologi ini akan terus dilanjutkan oleh para periset Pusat Riset Mekatronika Cerdas (PRMC) BRIN yang berada di Kelompok Riset Instrumentasi Cerdas agar dapat lebih efektif, efisien, dan murah dari sisi biaya.
Kepala PRMC BRIN, Yanuardi Putrasari mengungkapkan pengembangan AWG nantinya akan diintegrasikan dengan Plasma Activated Nanobubble Water (PANBW), yakni inovasi yang menggabungkan teknologi plasma dan nanobubble untuk menghasilkan air yang mengandung senyawa reaktif, termasuk senyawa nitrogen aktif seperti nitrat dan nitrit.
Periset PRMC BRIN, Anto Tri Sugiarto mengungkapkan saat ini isu lingkungan menjadi penting ketika berbicara mengenai pertanian berkelanjutan. Teknologi PANBW dapat menghasilkan sumber nitrogen aktif menggantikan sebagian pupuk kimia konvensional. Selain itu juga dapat meningkatkan kemampuan tanaman menyerap nutrisi, memperbaiki kondisi tanah dan kesehatan tanaman tanpa residu kimia yang merusak lingkungan.
“Dalam 30 menit kita bisa mendapatkan pupuk nitrogen sebanyak 2 liter hanya dengan bahan baku air, udara dan listrik. Apabila kita memanfaatkan teknologi ini, kita bisa mengurangi biaya subsidi dan distribusi yang panjang. Selain itu ini chemical free (organik) sehingga mendukung pertanian berkelanjutan. Karena organik otomatis juga dapat mendukung peningkatan produktivitas,” ujar Anto.
Ia menambahkan, teknologi ini sudah diujicobakan pada tahap benih (germination) budidaya (pre-harvest) dan pasca panen (post-harvest). Ke depan, teknologi PANWB diharapkannya dapat diimplementasikan untuk pertanian dan akuakultur berkelanjutan yang bertujuan untuk meningkatkan keamanan pangan dari proses awal (penanaman) hingga akhir (sampai ke meja makan).
Integrasi antara AWG dan PANBW menawarkan pendekatan sinergis dalam menyediakan air bersih sekaligus pupuk nitrogen terbarukan langsung di lokasi pertanian. AWG dapat menyediakan air dasar bebas kontaminan, sementara PANBW dapat mengaktivasi air tersebut menjadi larutan bernutrisi tinggi.
Diharapkan, integrasi kedua teknologi tersebut dapat menjadi solusi yang tidak hanya mengurangi ketergantungan terhadap sumber air konvensional dan pupuk kimia, tetapi juga mendukung praktik pertanian yang lebih ramah lingkungan, efisien, dan resilien terhadap perubahan iklim.