• 5 December 2025

Menjaga Ruang Hidup Petani di Belantara Beton Jakarta

uploads/news/2025/09/menjaga-ruang-hidup-petani-99101c2c9f6ff1b.jpg

Jagad Tani - Bertahan menjadi seorang petani ditengah gempuran arus pembangunan dan penggusuran lahan, tidak membuat warga Kampung Bayam, Jakarta Utara berputar haluan, sebab pertanian merupakan jalan bagi mereka dalam menjaga ruang hidup.

"Karena prinsip kami sebagai petani, tempat tinggal itu bagaikan tubuh sedangkan kebun itu adalah bajunya. Jika kita tidak ada baju, bagaimana tubuhnya, tidak ada harga diri kita," ungkap Muhammad Furqon selaku Ketua Kelompok Tani Madani di Kampung Susun Bayam (KSB).

Baca juga: Kunci Sukses Pertanian, Terapkan Planting Manajemen

Menurut Furqon, pertanian merupakan sumber mata pencaharian utama bagi masyarakat tempatnya tinggal, jika ruang-ruang untuk memenuhi kebutuhannya tidak ada, lantas bagaimana mereka harus memenuhi kebutuhan keluarganya.

Oleh karena itu, pemerintah sebagai pemangku kebijakan tentu harus selalu memperhatikan hajat hidup para petani, agar ruang hidup mereka dalam menggarap lahan tidak semakin tergerus oleh gencarnya pembangunan.

Sebelumnya, warga Kampung Bayam sempat tinggal di Hunian Sementara (Huntara) Kampung Bayam Madani di Jalan Tongkol, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, akibat penggusuran lahan yang dilakukan saat pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) di tahun 2019 lalu.

Dan pada akhirnya, di pertengahan bulan Agustus tahun 2025 sebanyak 35 Kepala Keluarga (KK) baru dipindahkan ke Kampung Susun Bayam (KSB) yang lokasinya tidak berjauhan dari lokasi awal. Namun perjuangan warga Kampung Bayam setelah menempati KSB belum berhenti, karena masih ada beberapa hal yang harus diselesaikan di ruang diskusi.

Kini masyarakat Kampung Bayam yang mendiami KSB terus berbenah dengan menanam berbagai jenis tanaman seperti Kacang, Terung, Cabai, hingga Selada yang juga dilakukan pembenihan beberapa jenis tanaman lainnya mulai dari Bayam, Cabai Pelangi, Daun Pepaya, Singkong, Melon dan masih banyak lagi. Selain itu juga terdapat kolam ikan berupa Lele, Nila, Patin dan ikan hias seperti Koi. 

Baca juga: Mengintegrasikan Pertanian dan Peternakan Untuk Edukasi

Meskipun awalnya tanah yang mereka tanami tersebut merupakan tanah hasil urugan dan berisi campuran cor-coran dan semen akibat pembangunan JIS dan KSB, akan tetapi saat ini perlahan-lahan kadar kualitas tanah tersebut sudah mulai membaik berkat ketelatenan yang dilakukan warga Kampung Bayam dalam merawat tanahnya.

"Kedepannya kami berharap walaupun tempat kami (bertani) kecil seperti ini, tidak seperti dulu, mudah-mudahan dapat mengembalikan memori bahwasanya negeri kita negeri agraris. Paling tidak pelan-pelan bisa kita rapihkan menjadi tempat edukasi, supaya menciptakan petani-petani muda," tukas Furqon saat ditemui Selasa (09/09).

 

Related News