• 5 December 2025

PO Crossing, Raksasa Sapi Dari Gunung Kidul

uploads/news/2025/09/po-crossing-raksasa-sapi-1574825d8ca3af8.jpg

Jagad Tani - Alwan Afif selaku owner dari PT Bulls Indo Pratama, membawakan sebanyak 2 sapi PO (Peranakan Ongole) yang disilangkan dengan sapi Limousin saat mengikuti lomba dalam rangka memperingati Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan ke 189.

"Saya membawa sapi silangan PO dengan Limousin, saya membawa dua dari Gunung Kidul untuk mengikuti lomba di dua kategori, yakni kategori Extreme Bebas dan PO Crossing," ungkap Alwan Afif saat ditemui di Stadion Pakansari, Bogor, Sabtu (20/09).

Baca juga: Siborongborong Didorong Jadi Penggerak Kemitraan Ternak

Kategori Extreme Bebas merupakan lomba penilaian bobot dan sapi dari semua jenis boleh ikut, sementara PO Crossing merupakan lomba penilaian bobot khusus untuk sapi silangan PO.

Sapi-sapi tersebut, menurutnya, merupakan maskot yang diunggulkan di kandang miliknya karena ukurannya yang besar. Bahkan sebelum mengikuti lomba, bobot maksimal untuk satu sapi yang dimilikinya seberat 1,290 ton.

"(Selain bobotnya yang lumayan), kalau misalkan sapi ini berdiri, itu kemungkinan menjadi sapi tertinggi di kontes ini. Kalau bagian depannya (kepala) bisa sekitar 2 meter sementara bagian belakang sekitar 1,75 meter," tukasnya. 

Bahkan untuk menjaga bobot sebelum mengikuti lomba, pemberian vitamin dan obat penguat otot diberikan karena perjalanan dari Gunung Kidul ke Bogor yang cukup jauh. Selain itu, untuk menghindari stres pada sapi selama perjalanan pun ia menjelaskan bahwa setiap lima jam perjalanan, kendaraan harus berhenti.

"Karena stres itukan bisa mempengaruhi dari berat badannya, misalkan kita timbang satu ton, kalau dia stres itukan sapi-sapinya tidak mau makan dan bisa menyebabkan turun bobot. Entah itu 50-100 Kg, jadi untuk menghindari itu kita jadi banyak berhenti," terangnya.

Baca juga: Alba, Satu-satunya Orangutan Albino Dari Tanah Borneo

Ia melanjutkan bahwa, beternak sapi jenis crossingan tersebut dilakukan karena mengikuti cuaca di Gunung Kidul yang cenderung panas, sebab sapi jenis ini tahan terhadap suhu panas.

"Sapi Crossingan inilah yang cocok, karena mengikuti suhu, cuaca di sana. Karena udaranya kan panas banget, terus juga gersang, kalau sapi kayak gini kan lebih tahan panas ketimbang sapi-sapi merahan (sapi pegon)," tandasnya.

 

Related News