• 5 December 2025

Kadal Buta Berbentuk Cacing, Endemik Asli Buton

uploads/news/2025/09/kadal-buta-bertubuh-cacing--89908ef7cb3a2c3.jpg

Jagad Tani - Spesies kadal buta tak bertungkai (genus Dibamus) dari Pulau Buton, Sulawesi Tenggara, berhasil diidentifikasi oleh Donan Satria Yudha (dosen dan peneliti) Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada (UGM) bersama tim kolaborator Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). 

Jika dibandingkan dengan populasi Dibamus novaeguineae sensu stricto di Papua dan populasi Dibamus novaeguineae sensu lato di Kepulauan Sunda Kecil, populasi Dibamus cf. novaeguineae di Pulau Buton mewakili fenotipe endemik berbeda.

Baca juga: Alba, Satu-satunya Orangutan Albino Dari Tanah Borneo

Spesies kadal buta tersebut, memiliki beberapa karakter yang membedakannya dari Dibamus (kadal buta) lain, terutama pada bagian kepala. Perbedaan utamanya terletak dibagian kepala, yakni tidak adanya sutura (garis-garis) pada bagian medial dan lateral dari rostral (moncong), dan sutura di bagian labial dan nasal lengkap.

Sisik bagian frontalnya (depan) juga lebih besar daripada frontonasal (bagian wajah). Kemudian sisik interparietal (tulang tengkorak) tampak jelas lebih kecil dari frontonasal, sisik nuchal berjumlah 4-6 buah, sisik postocular dua buah, sisik supralabial satu buah, dan masih ada lagi karakter pembeda di bagian badan dan ekornya.

Penemuan Dibamus oetamai makin mempertegas peran penting pulau-pulau kecil di wilayah Wallacea sebagai pusat evolusi spesies-spesies endemik yang unik. Seperti diketahui, garis Wallacea adalah sebuah batas biogeografi imajiner yang memisahkan fauna Asia dan Australasia, melintasi wilayah ini, menciptakan kondisi isolasi geografis yang mendorong spesiasi.

Wallacea menjadi surganya keragaman hayati Indonesia, juga dunia. Dibamus oetamai disebut merupakan contoh bagaimana pulau-pulau kecil seperti Buton dapat menjadi rumah bagi spesies unik yang berevolusi secara terisolasi.

Penemuan tersebut pertama kali dimulai saat keikutsertaan Donan dalam kegiatan Ekspedisi NKRI Koridor Sulawesi pada tahun 2013 yang diprakarsai oleh Kopassus TNI AD. Pada saat ekpedisi, salah satu mahasiswa dari Fakultas Biologi UGM yang tengah mencangkul tanah, menemukan spesimen kadal tak bertungkai yang aneh dan mencurigakan.

Sampel kemudian dikirimkan ke Laboratorium Sistematika Hewan, Fakultas Biologi UGM. Sampel tersebut kemudian dikaji bersama Awal Riyanto, ahli herpetologi dari LIPI (kini di Kelompok Riset Herpetologi, Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi, BRIN).

Baca juga: PO Crossing, Raksasa Sapi Dari Gunung Kidul

Keberadaan Dibamus oetamai berpotensi terancam, dikarenakan spesies tersebut bersifat endemik Pulau Buton, dengan sebaran yang sejauh ini baru diketahui di kawasan hutan lindung Kakenauwe dan Lambusango pada ketinggian di bawah 400 mdpl. Habitat spesies itu adalah hutan hujan musiman dengan serasah tebal atau akumulasi lapisan organik mati yang signifikan di permukaan tanah, seperti daun kering, ranting, dan sisa tumbuhan lainnya, yang berasal dari guguran tanaman.

Temuan spesies yang diberi nama Dibamus oetamai ini tidak hanya memperkaya keragaman hayati Indonesia, tetapi juga menjadi pengingat pentingnya menjaga hutan tropis yang menjadi habitat utama satwa endemik. 

 

Related News