Hiu Tutul, Satwa Dilindungi Terdampar di Bekasi
Jagad Tani - Baru-baru ini Hiu Tutul sepanjang 4 meter ditemukan mati terdampar di perairan Pantai Utara Jawa, Kampung Muara Mati, Desa Pantai Bahagia, Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Melansir Antara News, penemuan satwa laut dilindungi tersebut pertama kali dilaporkan oleh seorang nelayan setempat bernama Rohani saat sedang mencari ikan menggunakan alat tangkap tradisional. Bahkan temuan hiu tutul yang terdampar juga pernah terjadi di Muara Bendera pada Selasa (30/09).
Baca juga: Salpa Maggiore, Ikan Langka yang Transparan
Hiu tutul sendiri, merupakan salah satu jenis satwa yang dilindungi, hal ini berdasarkan Keputusan Menteri (Kepmen) Kelautan dan Perikanan Nomor 18 Tahun 2013, yakni tentang penetapan status perlindungan penuh ikan hiu paus sehingga kelestarian ekosistem fauna khas perairan ini tetap terjaga.
Memiliki nama latin Rhincodon Typus, hewan ini mempunyai ciri fisik yang mencolok dengan corak totol-totol putih di tubuhnya serta kepala yang berukuran besar dan gepeng. Bahkan ukuran rata-rata hiu tutul dikisaran 3 hingga 4 meter, dan beberapa di antaranya bisa mencapai ukuran lebih dari 18 meter dengan bobot bisa hingga 34 ton
Spesies hewan laut ini bahkan diperkirakan telah ada sekitar 245-65 juta tahun lalu, tinggal di berbagai perairan dengan iklim subtropis, tropis, bahkan bisa ditemukan di pantai atau terumbu karang. Meski sering dianggap sebagai makhluk yang menakutkan, ikan hiu sebetulnya mempunyai peran vital dalam menjaga keseimbangan populasi organisme laut di dalam rantai makanan.
Populasi hiu tutul dapat ditemukan di Samudra Atlantik dan Hindia, serta di perairan Australia dan Indonesia. Di Indonesia sendiri hiu tutul dapat ditemukan di daerah-daerah seperti Kepulauan Raja Ampat, Kepulauan Bangka Belitung, dan sepanjang pesisir Pulau Jawa. Mereka biasanya menghuni perairan hangat dengan suhu antara 22°C hingga 28°C.
Selain itu, suhu air yang hangat disukai oleh hiu tutul karena sangat memengaruhi distribusi dan migrasi, sebab hiu tutul merupakan spesies migratori yang menjelajahi wilayah perairan luas, mulai dari Laut Arafura hingga Laut Cina Selatan. Bahkan bisa ditemukan pada kedalaman 200 hingga 700 meter.
Berbeda dari jenis hiu lainnya, hiu tutul justru tidak membahayakan manusia, sebab keberadaannya justru sangat bermanfaat dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut. Karena hiu tutul hanya memakan plankton dan tanaman kecil di perairan, sehingga dapat membantu membatasi jumlah organisme mikroskopis yang bisa mempengaruhi kesehatan ekosistem laut.
Baca juga: Revitalisasi Tambak Pantura Dalam Tahap Konsultasi Publik
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Jonathan R. Green di Galapagos Conservancy, keberadaan hiu tutul ini menjadi tanda bahwa perairan itu memiliki ekosistem yang baik, sehat, dan penuh dengan nutrisi.
Adapun cara berkembang biaknya yakni dengan cara Ovovivipar, yakni jenis hewan yang berkembang biak dengan cara bertelur di dalam tubuh induknya, namun telur tersebut akan menetas di dalam tubuh si induk dan anak-anak hiu tutul tersebut nantinya akan dilahirkan dalam keadaan hidup.

