“Jika orang asli Papua mengubah makananan pokoknya yang menjadi sumber karbohidrat dari sagu ke nasi, maka dia akan lebih mudah terkena diabetes, hipertensi, dan lainnya.”
JAYAPURA - Papeda merupakan makanan khas masyarakat Indonesia Timur.
Berbahan dasar sagu, makanan yang bertekstur menyerupai lem atau gel berwarna putih bening itu, sangat digemari masyarakat Papua.
Namun siapa sangka, Papeda juga memiliki manfaat bagi kesehatan dan jarang diketahui oleh masyarakat.
Baca juga: Perdana! Menanam Sagu di Merauke
Bahkan, makanan yang kerap dinikmati bersama sayur kuah ikan ini disebut-sebut bermanfaat bagi pasien COVID-19.
Sekedar info saja, saat ini jumlah kesembuhan pasien COVID-19 di Kota Jayapura, Provinsi Papua, tembus di angka 1.823 orang, sementara yang masih dirawat sekitar 197 orang.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi Papua, dr. Aaron Rumainum mengatakan, papeda dapat mengurangi komorbid atau penyakit penyerta yang dapat mengakibatkan pasien COVID-19 meninggal dunia.
“Kalau kita berbicara tentang COVID-19, rata-rata pasien yang meninggal ada komorbid seperti diabetes, hipertensi, jantung, dan ginjal. Jadi, kadar gula, kolesterol, dan tekanan darah yang tinggi ini yang mengakibatkan imunitas kita menurun,” katanya, Selasa (25/8) kemarin.
Ditambah, berdasarkan hasil penelitian dua profesor asal Jepang pada 2010 lalu, kata Aron, genetika antara orang asli Papua memiliki perbedaan dengan penduduk non Papua.
“Jika orang asli Papua mengubah makananan pokoknya yang menjadi sumber karbohidrat dari sagu ke nasi, maka dia akan lebih mudah terkena diabetes, hipertensi, dan lainnya,” katanya.
Salah seorang warga di Kota Jayapura, Gustav mengaku, kini ia lebih sering mengkonsumsi papeda ketimbang nasi di masa pandemi CPVOD-19.
Bahkan, papeda kini sudah menjadi menu utama makan siangnya sehari-hari.
“Saya biasa masak papeda itu sendiri. Sagu dan bumbunya juga mudah didapat. Masaknya pun tidak susah. Biasanya, saya makan papeda dengan ikan kuah kuning, lalu nanti ditutup dengan makan pinang,” ujarnya.
Ia mengaku lebih menyukai papeda, karena lebih cocok untuk kesehatan tubuhnya yang memiliki aktivitas tinggi.
Bahkan, menurutnya, papeda membuat tubuh Imanuel lebih segar dan tidak mengantuk.
“Kalau makan nasi itu malah bikin mengantuk dan badan malas (loyo). Tapi kalau papeda itu, buat badan jadi ringan,” kata dia.
Baca juga: Alumni UI Berbagi lewat Berkebun
Nah, bagi Sahabat Tani yang ingin berkunjung ke Papua, bisa mampir ke rumah makan yang menyediakan makanan khas masyarakat Bumi Cenderawasih.
Selain mendapatkan manfaat kesehatan, Sahabat Tani juga bisa mencoba sensasi makanan yang jarang ditemui di daerah lain.