• 25 April 2024

Demi Melestarikan Ayam Kampung Asli

Baginya, ayam kampung merupakan ayam turun temurun dari negaranya sendiri yang perlu dijaga keberadaannya. Membudidayakan ayam kampung asli berarti mempertahankan keturunan ayam lokal.

Tujuh tahun sudah, Arga Septian, pemilik Agata Farm ini membudidayakan ayam kampung lokal atau Ayam Kampung Asli (AKA). Sebagai peternak ayam kampung, pria asal sukabumi ini mengatakan membudidayakan ayam kampung asli berarti mempertahankan keturunan ayam lokal.

"Saya pilih ayam kampung asli ini karena yang pertama, saya ingin melestarikan unggas asli Indonesia. Dari nilai gizi pun, ayam kampung gizinya jauh lebih bagus. Dari rasanya pun juga lebih gurih dibandingkan dengan ayam-ayam yang lain. Prospek bisnisnya pun lebih bagus dari jenis ayam yang lain," ucap Arga kepada Jagad Tani, saat ditemui di peternakannya yang berlokasi di Kecamatan Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.

Baca juga: Cara Mudah Budidaya Ayam Kampung Asli

Baginya, ayam kampung merupakan ayam turun temurun dari negaranya sendiri yang perlu dijaga keberadaannya. Di saat semua orang mengejar keuntungan yang berlipat, Arga memilih untuk tetap melestarikan ayam kampung asli meski dirinya tahu bahwa produktifitas ayam ini sangat rendah dibanding jenis ayam komersial lainnya.

Ayam kampung merupakan ayam lokal asli. Konon ayam ini berasal dari ayam hutan yang dijinakan. Ayam kampung dipelihara di pekarangan-pekarangan dengan sistem umbaran (dilepas liarkan) atau sistem semi intensif (kandang tipe pekarangan). Sebagian orang menganggap ternak ayam kampung sama dengan ayam buras. Padahal ada perbedaan istilah antara ayam buras dan ayam kampung. Jenis-jenis ayam buras lain diantaranya ayam bangkok, ayam pelung, ayam arab, ayam kedu, ayam katai, ayam nunukan dan lain-lain.

Bahkan, ayam kampung dilindungi dalam undang-undang sebagai potensi lokal yang hanya boleh diusahakan oleh peternakan rakyat. Hal ini untuk mencegah kemungkinan pengambilan secara ilegal rumpun atau galur terbentuk di suatu wilayah. Demikian, pemerintah memberikan perlindungan hukum melalui penetapan dan pelepasan rumpun atau galur ternak dalam undang-undang untuk menjamin adanya pelestarian dan pemanfaatan berkelanjutan sumber daya genetik hewan.

Baca juga: Ini Bedanya Ayam Kampung dan Broiler

Memulai sejak 2014, total populasi ayam kampung yang dimiliki Arga saat ini sebanyak 4000 ekor. Menurut Arga, harga daging ayam kampung relatif stabil sehingga menjadikannya lebih aman untuk dipelihara dan dijadikan ladang bisnis dalam skala produksi yang tidak terlalu besar.

“Ukuran 8 ons sampai 1 kilogram kita sudah bisa panen, itu tergantung customer minta di bobot berapa. Untuk harga ayam kampung pun tidak mengalami fluktuasi yang terlalu ekstrem dibandingkan ayam jenis lainnya. Harganya sekitar Rp 38 ribu - Rp 40 ribu per kilogram," ungkap Arga.

Pria kelahiran 1988 ini mengatakan, peningkatan pasar ayam kampung tidak akan mengganggu pasar ayam pedaging yang selama ini sudah eksis karena karakteristik konsumennya berbeda. Ayam kampung memiliki peminat tersendiri, terutama bagi mereka yang percaya daging ayam kampung lebih enak dan menyehatkan karena memang dagingnya relatif lebih rendah kolesterol.

Bila ditelisik lebih dalam, dibanding ayam ras, ayam kampung lebih tahan terhadap penyakit dan cuaca tropis. Tubuh ayam kampung mampu mencerna serat kasar lebih tinggi dan membutuhkan protein pakan yang lebih rendah, “ayam kampung daya tahan tubunya sangat bagus, tidak terlalu banyak menggunakan vitamin. Cara perawatan dan kebersihan kandang, tempat minum, pakan, setiap hari pasti dibersihkan untuk menghindari jamur dan bakteri yang menghinggap,” jelasnya.

Baca juga: Rahasia Daging Ayam Kampung Gurih

Baca juga: Pakan Tepat, Ayam Kampung Berkualitas

Related News