• 29 April 2024

Begini Strategi Penjualan Bebek Pedaging

uploads/news/2021/12/begini-strategi-penjualan-bebek-256514c0cbde94c.jpg

“Sekarang dunianya sudah berubah, dunia ekonomi ini atau dunia bisnis ini sekarang sudah berubah. Perubahan itulah yang kita ikuti kita ubah strateginya harus apa dan bagaimana dan memanfaatkan peluang yang ada”

Bagi peternak bebek yang telah menekuni bisnis beternak bebek pedaging sejak lama, mungkin tidak akan kesulitan dalam melakukan penjualan bebek karena sudah mengetahui rahasia sukses memasarkan daging bebek agar laris manis. Namun, untuk pemula jangan khawatir, karena Muhammad Syaugi, peternak bebek hibrida asal Pamulang, Bogor akan membeberkan strategi marketing dalam bisnis peternakan bebek khususnya bebek pedaging.

Pria yang akrab dipanggil Syaugi menceritakan, awalnya ia pun hanya iseng-iseng menjalankan bisnis peternakan bebek. Sekedar menjalankan bisnis peternakan saja tidak cukup, katanya, ia juga harus mencari peluang pasar.

“Kemudian akhirnya kami temukan peluang pasar tersebut dan peluang pasar ini bisa Sahabat Tani temukan berdasarkan riset. Jadi untuk menemukan peluang pasar, harus riset langsung ke lapangan. Tanyakan pada penjual-penjual daging bebek di pasar atau datangi perusahaan dan restoran besar dan tawarkan produk kalian,” ungkapnya kepada Jagad Tani saat ditemui di peternakannnya, Indonesia Urban Poultry.

Baca juga: Berawal Coba-Coba, Kini Sukses Beternak Bebek

Alumnus Universitas Parahyangan Bandung itu menjelaskan strategi berikutnya, yaitu penting untuk memperhatikan value added. Value Added atau nilai tambah yaitu istilah yang diberikan untuk mendeskripsikan nilai ekonomi yang ditambahkan pada sebuah produk atau jasa yang ditawarkan pada konsumen.

“Harus ada value addednya. Value added dalam arti kita kan jual bebek hidup, nanti berikutnya kita harus tau pengembangan apa yang akan kita jual selanjutnya dari bebek ini. Kalau mau lebih besar lagi atau untung lebih banyak, penting memperhatikan added value. Jadi peternak tidak hanya menjual bebek hidup saja, tapi bebek yang potong atau bahkan sampai bebek frozen. Nantinya harga jual juga bisa jadi lebih tinggi,” jelas Syaugi.

Bapak dua anak ini mengatakan, dengan menjalankan strategi marketing tersebut, peternak bebek bisa terus mendapatkan untung, bahkan untung dua kali lipat dari harga penjualan umumnya. “Kalau bebek hidup harga per kilogramnya kan Rp 27.000 – 28.000 per kilogramnya, kalau bebek potong atau yang bebek frozen bisa mencapai Rp 70.000 – 80.000, dan umur produk bisa lebih panjang serta pasarnya bisa lebih luas. Kalau bebek hidup umur produknya jauh lebih pendek,” jelas Syaugi.

Baca juga: Kotoran Bebek Bisa Membawa Untung

Katanya, kebutuhan bebek terus meningkat. Dari meningkatnya permintaan daging bebek ini, ia bahkan berencana meningkatkan kemitraan dengan peternak bebek lainnya. “Karena kebutuhan meningkat, bermitra lebih baik. Namun, bermitra pun sebaiknya disesuaikan dengan tujuan yang sama dan karkas bebek yang sama. Jadi nanti hasil bebek dengan peternakan kami sama. Dari segi pemberian pakan dan perawatan bebek harus sama,” imbuhnya.

Pria berusia 46 tahun ini mengatakan, bisnis bebek pedaging memang menguntungkan. Katanya, dari 1000 ekor bebek bisa menghasilkan Rp 6 – 8 juta dalam satu kali panen ( 42 hari untuk bebek hibrida).

Dengan demikian, kata Syaugi, peternak harus bisa terus berinovasi dan melihat peluang yang ada dalam segi pemasaran daging bebek. Kata Syaugi, sektor pertanian, peternakan dan perikanan menjadi suatu yang menjanjikan karena menjadi kebutuhan dasar yang pasti dibutuhkan oleh masyarakat. Apalagi di zaman yang serba digital dan memanfaatkan teknologi. Katanya, di luar Indonesia semua sudah urbang farming dan urban poultry.

“Sekarang dunianya sudah berubah, dunia ekonomi ini atau dunia bisnis ini sekarang sudah berubah. Perubahan itulah yang kita ikuti kita ubah strateginya harus apa dan bagaimana dan memanfaatkan peluang yang ada,” tutupnya.

Baca juga: Bebek Hibrida, Bebek Paling Cepat Panen

Related News