• 22 November 2024

Peluang Bisnis Budidaya Kroto

“Belajarnya sendiri, otodidak. Informasi tentang budidaya kroto masih minim sekali saat saya mulai ternak kroto di tahun 2009. Youtube belum ada, paling ada di website dan itu masih sekedar informasi yang tidak detail”

Sejak dulu, kroto atau larva semut rangrang sudah banyak dicari oleh banyak orang, baik untuk dijual maupun untuk dikonsumsi oleh hewan peliharaan mereka. Biasanya untuk burunh dan sebagai umpan memancing.

Seiring perkembangan zaman dan semakin banyaknya orang yang memelihara burung kicau, permintaan akan kroto pun semakin meningkat. Permintaan kroto yang begitu banyak, membuat orang-orang tidak bisa lagi mendapatkan kroto hanya dari pohon-pohon atau hasil tangkapan alam. Apalagi, biasanya semut membuat sarang di tempat yang tinggi dan sulit dijangkau manusia.

Di Indonesia, budidaya semut rangrang untuk menghasilkan kroto masih jarang dilakukan masyarakat, padahal kebutuhannya semakin meningkat. Ternak kroto rupanya bisa menjadi sebuah bisnis yang jarang dilakukan. Melihat peluang ini, Ade Yusdira membangun bisnis budidaya kroto dengan nama Krotobond.

“Lalu mulai lah saya berpikir, bagaimana bisa budidaya di rumahan dan saya sendiri menggunakan toples,” ucapnya kepada Jagad Tani saat ditemui di peternakannya di jalan Raden Kosasih, Cikaret, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat.

Baca juga: Rahasia Koloni Semut dan Siklus Hidupnya

Tidak hanya itu, keberadaan kroto banyak diburu dan semakin langka. Karena stok kroto semakin langka dan permintaannya tinggi, pria yang akrab dipanggil Bond ini mulai berpikir untuk mencari solusinya, yaitu dengan beternak kroto di rumah.

“Belajarnya sendiri, otodidak. Informasi tentang budidaya kroto masih minim sekali saat saya mulai ternak kroto di tahun 2009. Youtube belum ada, paling ada di website dan itu masih sekedar informasi yang tidak detail,” ungkapnya.

Hasil panen diayak untuk memisahkan kroto dan koloni semut. Kroto ditimbang untuk mengetahui produktivitas kroto.
“Usaha itu konsepnya produksi, distribusi, konsumsi. Bisa dikatakan budidaya kalau bisa menghasilkan sesuatu. Produksi akan dimulai dari bulan November dan menuai panen di bulan Mei,” ucap Bond.

Baca juga: Cara Ternak Kroto dengan Toples Murah

Apalagi kini konsumennya tak hanya dari para pecinta dan pemelihara burung saja, akan tetapi banyak juga permintaan dari komunitas pemancing yang menggunakan kroto sebagai bahan untuk umpan ikannya. Maka, kata Bond, peluang bisnis kroto masih terbuka lebar di Indonesia dan cukup menjanjikan.

“Meski demikian, semua berjalan tidak instant. Perlu berdarah-darah istilahnya. Jatuh-bangun entah semutnya pada mati, trus coba lagi, lalu mati lagi dan masih banyak lagi,” tutupnya.

Baca juga: Inilah Semut Penghasil Kroto Terbaik

Related News